Berita

Anggota DPR RI Fraksi Golkar, Agun Gunandjar Sudarsa/Ist

Politik

Jangan Hanya Komunis Yang Ditakuti, Tapi Juga Ideologi Liberalis

SABTU, 27 JUNI 2020 | 04:19 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Polemik Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (HIP) semakin meluas. Massa dari berbagai daerah pun menggelar aksi penolakan pembahasan RUU tersebut.

Kebanyakan, massa yang menolak RUU HIP takut ideologi komunis hidup kembali di Indonesia.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Agun Gunandjar Sudarsa menyebut, yang harus diwaspadai bukan hanya komunis, namun juga liberalis.

“Jangan hanya komunis yang diwaspadai, ditakuti. Tapi ideologi liberalis juga patut kita waspadai,” kata politisi Golkar tersebut saat mengunjungi Ciamis, Jumat (26/6).

Menurutnya, wajar jika masyarakat yang menolak RUU HIP atas dasar takut adanya komunis jika lolos disahkan. Sebab, di dalam poin konsideran tidak dicantumkan TAP MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 tentang Larangan Ajaran Komunisme/Marxisme.

“Masyarakat menilai kemungkinan komunis hidup lagi itu masih ada jika RUU HIP disahkan. Karena tidak ada yang tidak mungkin kan,” tegasnya dilansir Kantor Berita RMOLJabar.

Lebih jauh dia menjelaskan, komunis maupun liberalis bukanlah ideologi yang sesuai dengan Pancasila. Pertama, komunisme merupakan sebuah paham yang menekankan kepemilikan bersama atas alat-alat produksi.

“Maka ada cita-cita masyarakat tanpa kelas untuk mencapai kemakmuran di dalam komunisme. Tetapi komunisme sifatnya tidak mengimani Allah. Dalam ideologi itu, Tuhan tidak ada,” ungkapnya.

Kemudian liberalisme, terangnya, sama halnya dengan komunisme yang patut diwaspadai. Pasalnya, banyak yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia dan Pancasila.

Di dalam liberalisme, tegasnya, agama dipisahkan dari urusan negara begitu juga sebaliknya negara tidak mencampuri urusan agama. Pemisahan seperti itu disebut sekuler, berbeda dengan Pancasila.

“Kalau saya baca, sampai hari ini komunisme dan liberalisme masih menjadi ancaman bagi Pancasila,” pungkasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Resmi Tersangka KPK

Selasa, 16 April 2024 | 07:08

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Halal Bihalal Partai Golkar

Selasa, 16 April 2024 | 01:21

UPDATE

Mudahkan Milenial dan Gen Z Miliki Hunian di Bali, BTN Tawarkan Skema Khusus

Sabtu, 27 April 2024 | 01:36

Sikap Ksatria Prabowo Perlu Ditiru Para Elite Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 01:11

Gus Fawait Resmi Didukung Gerindra Maju Bacabup Jember

Sabtu, 27 April 2024 | 00:59

Rekonsiliasi Prabowo-Megawati Bisa Dinginkan Suhu Politik

Sabtu, 27 April 2024 | 00:31

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Korupsi PT Timah, 3 Orang Langsung Ditahan

Jumat, 26 April 2024 | 23:55

Menlu RI Luncurkan Buku "Menghadirkan Negara Hingga Ujung Dunia" di HWPA Award 2023

Jumat, 26 April 2024 | 23:37

Indonesia Tim Pertama yang Jebol Gawang Korsel, Pimpinan Komisi X: Prestasi yang Patut Diapresiasi

Jumat, 26 April 2024 | 23:33

Konfrontasi Barat Semakin Masif, Rusia Ajak Sekutu Asia Sering-sering Latihan Militer

Jumat, 26 April 2024 | 23:21

Menlu RI: Jumlah Kasus WNI di Luar Negeri Melonjak 50 Persen Jadi 53.598

Jumat, 26 April 2024 | 23:06

Ubedilah: 26 Tahun Reformasi, Demokrasi Memburuk

Jumat, 26 April 2024 | 23:01

Selengkapnya