Berita

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F. Silaen/Net

Politik

Ada Isu Komunisme-PKI Bangkit Dalam RUU HIP?

RABU, 24 JUNI 2020 | 14:38 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Isu kebangkitan kembali komunisme atau PKI di Indonesia belakangan kembali memanas seiring polemik kehadiran RUU Haluan Ideologi Pancasila yang terus mendapat penolakan masyarakat.

Menurut Samuel F Silaen, isu komunisme memang paling enak digoreng oleh kelompok tertentu yang kepentingan kelompoknya terusik.

"Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) itu menjadi pintu 'empuk' untuk menggoreng isu komunisme/PKI. Coba saja mereka ditangkap lalu dikumpulin dalam satu tempat untuk diinterogasi lalu disiarkan langsung live untuk menjawab tuduhan tendensius mereka terhadap PKI yang bangkit kembali itu," ujar Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Studi Masyarakat dan Negara (Laksamana), Samuel F. Silaen, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (24/6).

Silaen pun bertanya-tanya, siapa yang menjadi dalang atau otak intelektual penyebar isu PKI bangkit lagi. Karena hal tersebut menjadi pertanyaan banyak orang selama ini.

"Ini perlu diseriusi oleh pemerintah melalui aparat penegak hukum di semua level birokrasi. Agar pengkerdilan nilai-niai luhur Pancasila tak berlangsung terus menerus di negeri ini," lanjut alumnus LEMHANAS Pemuda I 2009 itu.  

Lanjut Silaen, jangan sampai isu komunisme ini bagian dari agenda politik 'settingan' pihak tertentu untuk bikin gaduh Republik ini. Sehingga konsentrasi pemerintah pun terbelah dan tidak fokus dalam menangani atau menyelesaikan kasus-kasus yang besar, semisal korupsi kelas kakap dll. Istilahnya, kata Silaen, bagian dari pengalihan isu.

Dalam pengamatan Silaen, isu komunisme atau PKI memang menjadi isu rutin dan tahunan yang selalu hot (panas) karena dimainkan rapi dan cantik oleh kelompok tertentu.

"Pertanyaan saya, kenapa kasus yang beginian tak pernah tuntas sampai ke akar-akarnya? Siapa sih yang terlibat dalam penggorengan issu PKI?," tanya Silaen.

Untuk itu, Silaen meminta penguatan ideologi Pancasila di RUU HIP wajib dilakukan di tengah terjadinya 'proxy war global' lewat masuknya ideologi transnasional yang dijadikan jualan (komoditi politik) oleh pihak-pihak tertentu untuk melemahkan ideologi Pancasila yang nyata terjadi dan masif.

"Menjadi aneh saja buat saya, setiap tahun isu komunisme dan PKI seperti 'on-off' gitu. Seperti jamur tumbuh di musim hujan. Kalau ada hujan maka tumbuh, jika musim kering maka mati. Jadi isu komunis atau PKI bangkit itu persis seperti disiram sesuatu deh. Jadi terjadilah letupan-letupan disana-sini," ungkap aktivis organisasi kepemudaan ini.

Ditambahkan Silaen, semua orang tahu soal PKI karena dipelajari di sekolah-sekolah. PKI itu, tegas Silaen, adalah masa lalu yang kelam dalam perjalanan bangsa. Di mana pertarungan politik global turut andil menciptakan terjadinya masa kelam tersebut di negeri ini.

"Sekarang siapa kira-kira yang diuntungkan dengan maraknya isu komunis/PKI bangkit lagi itu? Ini serius bertanya kepada pembaca yang berbahagia. Agar kita sama-sama berdiskusi cerdas yang mencerahkan, bukan hoax non literasi alias semau gue!" tanya Silaen lagi.

"Pemerintah melalui institusi negara yakni para penegak hukum serius membongkar penggorengan isu-isu komunis/PKI bangkit lagi disematkan di RUU HIP. Penuntasan isu-isu komunis atau PKI ini harus dilakukan agar tidak selalu dimanfaatkan oleh kelompok tertentu untuk mencari keuntungan pribadi atas kegaduhan yang terjadi di tengah masyarakat," demikian Silaen.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya