Berita

Konferensi video Uni Eropa dan China/Net

Dunia

Kepada Xi Jinping, Uni Eropa Kritik Keras UU Keamanan Nasional Untuk Hong Kong

SELASA, 23 JUNI 2020 | 11:57 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Uni Eropa (UE) memberikan kritikan tajam kepada China atas UU keamanan nasional yang akan diberlakukan pada Hong Kong. Organisasi tersebut bahkan memperingatkan China atas konsekuensinya yang akan dihadapinya jika memberlakukan UU tersebut.

Peringatan UE disampaikan secara langsung oleh Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen dan Ketua Dewan Eropa Charles Michel kepada Presiden Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang melalui konferensi video pada Senin (22/6).

Dalam kesempatan tersebut, kedua pemimpin Eropa tersebut mengungkapkan keprihatinannya atas UU yang bisa mengekang otonomi dan kebebasan Hong Kong.

"Kami menyatakan keprihatinan kami yang besar tentang usulan hukum keamanan nasional untuk Hong Kong," terang Michel kepada wartawan setelah konferensi seperti dikutip Reuters.

"Kami meminta China untuk mengikuti janji-janji yang dibuat kepada orang-orang Hong Kong dan komunitas internasional mengenai otonomi tingkat tinggi Hong Kong dan menjamin kebebasan," sambungnya.

Menanggapi pernyataan tersebut, Kementerian Luar Negeri China pada Selasa (23/6) menekankan kembali bahwa masalah yang berkaitan dengan Hong Kong merupakan urusan dalam negeri.

"Kami menentang campur tangan pihak asing dalam masalah ini," ujar jurubicara kementerian, Wang Lutong, kepada wartawan dalam sebuah konferensi singkat.

Wang mengatakan, para pemimpin China juga sudah menyatakan posisinya dalam konferensi video bersama pemimpin Eropa.

Sementara itu, pemberlakuan UU keamanan nasional untuk Hong Kong sendiri diperkirakan akan dibahas dalam pertemuan tiga hari Kongres Rakyat Nasional China pada akhir bulan ini.

UU tersebut dianggap mengekang otonomi Hong Kong karena dijadikan jalan agar China masuk ke Hong Kong. Di mana Beijing bisa mendirikan badan keamanan untuk menangani kejahatan seperti pemisahan diri, subversi, terorisme, hingga campur tangan asing.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Tim 7 Jokowi Sedekah 1.000 Susu dan Makan Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 20:00

Jajaki Alutsista Canggih, KSAL Kunjungi Industri Pertahanan China

Selasa, 30 April 2024 | 19:53

Fahri Minta Pembawa Nama Umat yang Tolak 02 Segera Introspeksi

Selasa, 30 April 2024 | 19:45

Kemhan RI akan Serap Teknologi dari India

Selasa, 30 April 2024 | 19:31

Mantan Gubernur BI Apresiasi Program Makan Siang Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 19:22

Anies Bantah Bakal Bikin Parpol

Selasa, 30 April 2024 | 19:07

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Penguatan Ekonomi Perdagangan

Selasa, 30 April 2024 | 18:44

Dandim Pinrang Raih Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik yang Digelar Mabesad

Selasa, 30 April 2024 | 18:43

Raja Charles III Lanjutkan Tugas Kerajaan Sambil Berjuang Melawan Kanker

Selasa, 30 April 2024 | 18:33

Kemhan India dan Indonesia Gelar Pameran Industri Pertahanan

Selasa, 30 April 2024 | 18:31

Selengkapnya