Berita

Prajurit TNI/Net

Politik

Agar Tidak Terjadi Gejolak, TNI Harus Turun Tangan Jaga Pancasila Dari Bahaya RUU HIP

SENIN, 22 JUNI 2020 | 18:13 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

TNI diminta untuk turun tangan menjaga kedaulatan NKRI dengan mengamankan oknum-oknum yang ingin merubah atau merendahkan Pancasila melalui RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP).

Ketua Aliansi Anak Bangsa (AAB), Damai Hari Lubis mengaku heran dengan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri yang dinilai tidak memiliki pengetahuan perihal sejarah asal Trisila dan Ekasila.

Para tokoh ulama dan nasional pendiri bangsa telah sepakat dan menetapkan Pancasila menjadi harga mati di NKRI.


"Bahwa hanya Aidit tokoh gembong PKI pada tahun 1963 kembali usulkan Pancasila menjadi Trisila lalu press kembali menjadi Eka Sila," ucap Damai Hari Lubis kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (22/6).

Damai pun juga mempertanyakan soal pemahaman Megawati soal pengkhianatan PKI kepada NKRI pada 1948 lalu yang pernah dimaafkan namun kembali berkhianat melalui konsep ideologi pada 1963 dan berkhianat ideologi serta fisik pada 30 September 1965.

"Apakah sebagai mantan Presiden, dirinya sampai dengan hari ini tidak mengetahui bahwa ada Ketetapan MPR RI No. XXV Tahun 1966 yang melarang keberadaan PKI, dan ada UU 27 Tentang KUHP yang isinya juga melarang paham atau ideologi komunis, berikut ancaman hukumannya pada pelaku penyebarnya sampai dengan 20 tahun?" heran Damai.

Dia melanjutkan, terdapat oknum cikal bakal bergaya PKI melalui neo PKI saat ini yang ingin menggunakan dan menerapkan pemahaman yang terlarang secara nyata dan terang benderang melalui RUU HIP yang belum dicabut DPR.

"Sehubungan dengan hal ini, kami mengatasnamakan rakyat Indonesia yang sepemahaman dan masyarakat RI yang pancasilais sejati atau umat negeri yang cinta Pancasila untuk itu mohon agar petinggi TNI yang merupakan garda pertahanan RI segera secepatnya menangkap serta menahan oknum-oknum atau tokoh-tokoh komunis dan liberalis yang ada di lembaga pemerintahan serta lembaga legislatif," tegas Damai.

"Agar tidak terjadi gejolak politik yang dapat menimbulkan peristiwa berdarah-darah sesuai data emperis antar anak bangsa lintas SARA," pungkas Damai menambahkan.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya