Berita

Anwar Ibrahim dan Mahathir Mohamad/Net

Dunia

Masih Rebutan Kursi PM, Pakatan Harapan: Kami Tidak Gila Kekuasaan

SENIN, 22 JUNI 2020 | 16:32 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Partai-partai oposisi yang tergabung dalam koalisi Pakatan Harapan (PH) menegaskan bahwa pihaknya tidak "gila akan kekuasaan", meski masih memperebutkan kursi Perdana Menteri (PM) Malaysia.

Demikian pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Presiden Parti Amanah Negara (Amanah), Mohamad Sabu dan Sekretaris Jenderal Partai Aksi Demokrat (DAP), Lim Guan Eng pada Senin (22/6), dikutip CNA.

"Kami telah dikritik karena tidak cepat mengambil kembali pemerintahan yang sah. Namun ketika kami mendapatkan satu-satunya rute yang tersisa, kami dikritik karena (dianggap) gila kekuasaan," bunyi pernyataan tersebut.

"Ini tidak adil karena kami tidak takut berada dalam oposisi. Rakyat memilih kita pada 2018 untuk berada di pemerintahan," lanjutnya.

Kemelut politik dalam tubuh pemerintahan Malaysia memang cukup rumit.

Pada 2018, PH terpilih dalam pemilihan umum dengan Mahathir Mohamad sebagai PM. Ketika itu, Mahathir dan pemimpin PH, Anwar Ibrahim setuju untuk berbagi kekuasaan.

Konflik terjadi pada Februari 2020 yang membuat Mahathir mengundurkan diri. Kesempatan tersebut diambil Muhyiddin Yassin untuk mengeluarkan Bersatu dari PH dan membentuk koalisi Perikatan Nasional (PN) dengan UMNO.

Sayangnya, koalisi PN masih dipertanyakan oleh publik karena kasus korupsi yang menjerat para petinggi UMNO. Di sisi lain, Bersatu kemudian pecah faksi antara pendukung Muhyiddin dan pendukung Mahathir.

Di tengah goyahnya koalisi PN, PH berusaha untuk kembali ke kekuasaan yang dianggap masih milik mereka. Namun perbedaan pendapat masih terjadi.

Amanah dan DAP diketahui mendukung Mahathir untuk kembali merebut kekuasaan PM. Sementara Parti Keadilan Rakyat (PKR) mendukung Anwar Ibrahim untuk menempati posisi tersebut.

“Baik DAP dan Amanah telah bekerja keras selama tiga bulan terakhir untuk menemukan landasan bersama yang dapat diterima oleh semua orang, tetapi sayangnya itu tidak berhasil," lanjut pernyataan tersebut,

“Kami berharap bahwa PKR dan Tun (Mahathir) bersama-sama dengan Warisan tidak akan semakin menjauh, melainkan terus bergerak lebih dekat bersama. Melihat satu sama lain sebagai saingan alih-alih sekutu tidak akan membantu rakyat," tambah mereka.

"Hanya ketika kita semua berada di halaman yang sama bersama-sama kita dapat memastikan bahwa PH dapat mengklaim kembali pemerintah rakyat," sambung mereka.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya