Berita

Seorang tenaga medis sedang mengenakan alat pelindung diri/Net

Dunia

Waspada Gelombang Dua Covid-19, Eropa Buat Pasukan Tenaga Medis

SENIN, 22 JUNI 2020 | 15:39 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Negara-negara Eropa tengah dikhawatirkan dengan ancaman gelombang kedua infeksi Covid-19. Belajar dari penanganan awal wabah, saat ini Eropa tengah memperkuat sistem kesehatannya, terutama dalam hal sumber daya manusia.

Melansir Reuters, saat ini negara-negara Eropa sedang giat memberikan pelatihan kilat kepada petugas medis dan militer mengenai cara penanganan pasien Covid-19. Tujuannya adalah membentuk 'pasukan tenaga medis'.

"Kami membutuhkan pasukan medis," ujar Presiden European Society of Intensive Care Medicine (ESICM), Maurizio Cecconi.


Cecconi, yang mengepalai departemen perawatan intensif di sebuah rumah sakit di Milan, mengatakan staf medis harus lebih fleksibel dalam pekerjaan yang mereka lakukan, dan lebih banyak bergerak.

“Jika ada gelombang besar lainnya, kita harus siap untuk mengerahkan dokter dan perawat dari daerah terdekat di Italia. Ini tidak banyak terjadi pada gelombang pertama," ujarnya.

Belajar dari pengalaman awal pandemik pada Maret dan April, banyak negara yang tidak siap menangani Covid-19.

Bahkan pada saat itu, Italia harus mengerahkan mahasiswa kedokteran dan pensiunan dokter untuk membantu di ruang perawatan intensif.

Menurut komunitas perawatan masyarakat Italia, SIAARTI, negara tersebut harus meningkatkan 50 persen jumlah tenaga medisnya untuk menghadapi kemungkinan gelombang kedua.

SIAARTI juga mengatakan, selama dua tahun ini, mahasiswa kedokteran dengan spesialisasi erawatan intensif harus diintegrasikan penuh ke bangsal. Intensif keuangan yang lebih besar juga akan diberikan.

Selain iyu, Komisi Eropa saat ini tengah menggodok rencana lalu lintas petugas medis ke negara-negara yang paling terdampak.

Namun, Cecconi mengatakan, pemindahan dokter dari satu negara ke negara lain bukan pilihan utama karena kemungkinan hambatan bahasa.

Selain itu, pilihan pengiriman pasien juga sangat berisiko.

"Seringkali pasien kami sangat sakit," katanya.

"Saya lebih suka memiliki orang-orang terampil yang tahu cara bekerja di lingkungan saya," sambungnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya