Berita

Pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam/Net

Politik

Anggaran PEN Terus Naik, Saiful Anam: Jangan Jadi Aji Mumpung Keruk Keuangan Negara!

SENIN, 22 JUNI 2020 | 11:58 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Kenaikan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di tengah pandemik Covid-19 mengundang kecurigaan publik akan adanya upaya-upaya oknum untuk melakukan bancakan dana anggaran. Karena payung hukum yang menaungi masih meyimpan celah untuk terjadinya penyalahgunaan.

Penambahan anggaran PEN diproyeksikan bisa naik hingga sebesar Rp 905,1 triliun. Hal itu disampaikan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati.

"Inilah yang banyak dikhawatirkan publik, dana penanganan corona begitu fantastis sangat besarnya, akan tetapi payung hukum yang menaunginya sangat tidak memadai dan rentan disalahgunakan, karena terdapat celah yang sangat besar untuk terjadinya tindak pidana korupsi," ucap pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta, Saiful Anam, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (22/6).


Sehingga, lanjut Saiful, kecurigaan publik semakin kuat. Apalagi menurut Saiful, tidak adanya transparansi dan pertanggungjawaban penggunaan dana Covid-19.

"Oleh karenanya kecurigaan publik makin tak terbendung, apalagi transparansi dan pertanggungjawaban dana Covid-19 juga diragukan. Apalagi lembaga yang menyalurkannya juga tidak tertata dengan baik dan seolah-seolah semua lembaga dapat menjalankannya," kata Saiful.

Saiful pun memberikan contoh lembaga yang menyalurkan dana Covid-19 tidak tertata dengan baik. Yakni soal tes cepat yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur, yang dilakukan oleh BIN dengan menerjunkan mobil laboratorium PCR BIN sejak 29 Mei hingga 20 Juni.

"Itu kan menambah kecurigaan publik, untuk apa BIN turun tangan sampai ke persoalan tes cepat? Itu kan terlalu teknis dan semakin memunculkan pertanyaan publik ada apa? Saya kira kalaupun mau BIN cukup di wilayah pemetaan dan strategi, tapi tidak terjun ke wilayah taktis yang justru akan menimbulkan kecurigaan publik," jelas Saiful.

Padahal, kata Saiful, publik sangat berharap anggaran Corona tidak menjadi aji mumpung untuk mengeruk keuangan negara dengan memanfaatkan UU 2/2020.

"Publik berharap jangan sampai dana corona menjadi bancakan atau aji mumpung. Mumpung isunya pas, hukumnya mendukung, lalu berpesta pora mengeruk keuangan negara, itu yang mesti harus kita sikapi bersama," pungkas Saiful.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya