Berita

Menteri Keuangan Sri Mulyani/Net

Politik

Jurus Sri Mulyani Bikin Negara Di Bawah Kendali Pendonor Utang

MINGGU, 21 JUNI 2020 | 12:03 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Kebijakan utang negara yang terus dilakukan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati (SMI) akan membuat bangsa Indonesia tidak berdaulat. Sebab, perekonomian dan politik akan dikendalikan oleh lembaga donor uang.

Pengamat politik, Satyo Purwanto mengatakan bahwa Sri Mulyani yang merupakan pengikut utama neoliberalisme memiliki naluri untuk fokus pada penghematan anggaran dan mencari pendanaan dari utang dan penjualan surat utang negara di saat paceklik.

Satyo Purwanto mengurai bahwa sejak awal tahun hingga akhir Mei 2020, pemerintah telah menarik utang baru sebesar Rp 360,7 triliun.


Tahun ini, pemerintah "menargetkan" pembiayaan utang untuk menutup defisit anggaran sebesar Rp 1.006,4 triliun.

“Sri Mulyani mengatakan akibat Pandemik Covid-19 defisit APBN tahun 2020 yang melebar ke 6,34 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) akan menjadi beban pemerintah selama 10 tahun ke depan," ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (21/6).

Mungkin, sambungnya, pernyataan Sri Mulyani perlu diralat. Sebab kalimat yang teopat adalah rakyat Indonesia akan menanggung beban utang tersebut dan beban terberat akan dirasakan oleh rakyat menengah dan miskin, sebab biaya hidup yang harus dibayarkan akan bertambah mahal dari hari ke hari.

“Itu terbukti ketika pihak Kemenkeu mengatakan bahwa sampai saat ini utang peninggalan 1998 belum juga kelar," sambung Satyo.

Dalam kondisi seperti sekarang ini, kata Satyo, diperlukan Menteri Keuangan yang bukan bermazhab neoliberal.

Sebab, jika setiap penyelamatan dari krisis seperti sekarang ini diserahkan ke mereka sudah dapat dipastikan negara akan terjebak dalam perangkap utang jangka panjang.

Ini lantaran pembiayaan utang akan dikejar dari setoran pajak, pencabutan subsidi, pengetatan anggaran, dan pemecahan masalah saat mentok adalah melalui utang.

"Dan akhirnya negara tidak berdaulat akibat perekonomian dan politik akan dikendalikan lembaga donor yang menjadi kepanjangan tangan negara-negara asing pengendali lembaga donor tersebut,” tutupnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya