Berita

Menkeu, Sri Mulyani Mulyani/Net

Politik

SMI Sengsarakan Rakyat, Sudah Saatnya Indonesia Punya Menkeu Yang Tidak Bermazhab Neoliberal

SABTU, 20 JUNI 2020 | 12:28 WIB | LAPORAN: IDHAM ANHARI

Di saat ini dalam situasi krisis di tengah pandemi virus corona baru atau Covid-19, Indonesia perlu Menteri Keuangan yang tidak bermahzab neoliberal.

Begitu pandangan mantan Sekjen ProDEM, Satyo Purwanto terkait kebijakan yang dilakukan Menkeu, Sri Mulyani Mulyani menangani krisis di saat pendemi Covid-19.

"Bagi pengikut utama neoliberalism seperti Sri Mulyani nalurinya akan memfokuskan secara berlebihan pada penghematan dan sumber pendapatan ketika paceklik hanya melalui utang dan jualan SUN atau sejenisnya," kata Satyo kepada redaksi, Sabtu (20/6).


Dalam melakukan pembiayaan negara, SMI selalu menerapkan teori dengan mengejar setoran pajak, haramkan subsidi, pengetatan keuangan dan yang menjadi komponen terpentingnya adalah dari utang.

Satyo menjabarkan, sejak awal tahun hingga akhir Mei 2020 pemerintah telah menarik utang baru sebesar Rp 360,7 triliun dan pada tahun ini, pemerintah "menargetkan" pembiayaan utang untuk menutup defisit anggaran sebesar Rp 1.006,4 triliun.

Belum lagi, kata Satyo, alasan SMI yang mengatakan akibat pandemi Covid-19 defisit APBN tahun 2020 yang melebar ke 6,34 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) akan menjadi beban pemerintah selama 10 tahun ke depan.

"Mungkin perlu diralat pernyataan SMI, lebih tepatnya yang akan menanggung adalah rakyat Indonesia dan terberat akan dirasakan oleh rakyat menengah dan miskin sebab biaya hidup yang harus dibayarkan akan bertambah mahal dari hari ke hari," kecamnya.

SMI dalam postingan melalui media sosial menyampaikan, dalam menyikapi pelebaran defisit APBN 2020 sebesar 6,34 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) yang diprediksi memjadi beban pemerintah hingga 10 tahun, dan dia memperkirakan program penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) diprediksi akan memakan biaya hampir seribu triliun rupiah.

"Program penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional diperkirakan akan memakan biaya Rp 905,10 triliun," kata SMI, Jumat kemarin(19/6).

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Slank Siuman dari Jokowi

Selasa, 30 Desember 2025 | 06:02

Setengah Juta Wisatawan Serbu Surabaya

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:30

Pilkada Mau Ditarik, Rakyat Mau Diparkir

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:19

Bukan Jokowi Jika Tak Playing Victim dalam Kasus Ijazah

Selasa, 30 Desember 2025 | 05:00

Sekolah di Aceh Kembali Aktif 5 Januari

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:50

Buruh Menjerit Minta Gaji Rp6 Juta

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:07

Gegara Minta Duit Tak Diberi, Kekasih Bunuh Remaja Putri

Selasa, 30 Desember 2025 | 04:01

Jokowi-Gibran Harusnya Malu Dikritik Slank

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:45

Pemprov DKI Hibahkan 14 Mobil Pemadam ke Bekasi hingga Karo

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:05

Rakyat Tak Boleh Terpecah Sikapi Pilkada Lewat DPRD

Selasa, 30 Desember 2025 | 03:02

Selengkapnya