Berita

Neekerisaari atau pulau negro yang namanya akan menghilang dari peta/Net

Dunia

Neekerisaari Atau Pulau Negro Akan Menghilang Dari Peta Finlandia

SABTU, 13 JUNI 2020 | 16:13 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Finlandia tidak memiliki sejarah perbudakan dan kolonialisme. Namun negara Nordik yang terletak di Eropa Utara dan menjadi anggota dari Uni Eropa ini ternyata memiliki sebuah pulau yang indah, Pulau Negro.

Nama pulau itu sebenarnya adalah Pulau Neekerisaari, yang ternyata jika diartikan adalah Pulau Negro. Padahal keberadaan pulau itu juga tidak terkait dengan bangsa kulit hitam. Pulau itu biasa dikunjungi untuk liburan, dengan beberapa pondok.

Nama Pulau Neekerisaari telah di peta Finlandia sejak 1974.

Namun, menurut Institute for the Languages ​​of Finland (Kotus), nama itu akan berubah.

Perubahan nama pertama kali diusulkan pada September 2019 oleh pemilik Neekerisaari, Asosiasi Jurnalis Karelia Utara.

"Kami menemukan nama yang menghina dan menyinggung, itulah sebabnya kami ingin mengubahnya," kata ketua Asosiasi Jurnalis Karelia Utara Taru Vaananen kepada penyiar nasional Yle sebagaimana dilansir Sputnik, Sabtu (13/6).

Dalam siaran pers, Kotus menjelaskan bahwa “Lembaga Bahasa Finlandia telah berdiskusi dengan Survei Tanah Nasional nama pulau Neekerisaari, yang berisi ekspresi rasis. Tidak ada permintaan resmi untuk peninjauan nama telah diajukan ke Kotus ”

“Kami tidak ingin menggunakan kosa kata yang mendukung rasisme, kebencian dan melanggar hak asasi orang lain,” tambah Väänänen.

Ketua organisasi anti-rasisme Fem-R, Aurora Lemma mengatakan, kata 'neekeri' hampir selalu digunakan dalam konteks penghinaan di Finlandia. Dia menekankan bahwa kata itu selalu dikaitkan dengan rasisme dan diskriminasi.

Menyusul tekanan, Kotus akhirnya mengganti nama pulau itu menjadi Uutinen, yang berarti 'berita' dalam bahasa Inggris. Pada saat yang sama, institut menekankan bahwa ini adalah pengecualian dan bahwa pada prinsipnya tidak ada alasan untuk mengubah nama di peta.

Perubahan nama terjadi pada saat penamaan ulang nama di seluruh dunia Barat, karena nama-nama yang dipandang bermasalah atau terkait dengan perdagangan budak, supremasi kulit putih atau "rasisme sistemik" di tengah-tengah protes besar-besaran Black Lives Matter.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Ukraina Lancarkan Serangan Drone di Beberapa Wilayah Rusia

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:03

Bonus Olimpiade Ditahan, Polisi Prancis Ancam Ganggu Prosesi Estafet Obor

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:02

Antisipasi Main Judi Online, HP Prajurit Marinir Disidak Staf Intelijen

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:37

Ikut Aturan Pemerintah, Alibaba akan Dirikan Pusat Data di Vietnam

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:29

KI DKI Ajak Pekerja Manfaatkan Hak Akses Informasi Publik

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:27

Negara Pro Rakyat Harus Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:17

Bandara Solo Berpeluang Kembali Berstatus Internasional

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:09

Polisi New York Terobos Barikade Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:02

Taruna Lintas Instansi Ikuti Latsitardarnus 2024 dengan KRI BAC-593

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:55

Peta Koalisi Pilpres Diramalkan Tak Awet hingga Pilkada 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:50

Selengkapnya