Berita

Ilustrasi pengungsi Rohingya yang berada di tengah laut/Net

Dunia

Ratusan Pengungsi Rohingya Terombang-ambing Di Laut, HRW Desak Malaysia Dan Thailand Segera Bantu

JUMAT, 12 JUNI 2020 | 16:06 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Organisasi kemanusiaan, Human Rights Watch (HRW) mendesak pemerintah Malaysia dan Thailand untuk menyelamatkan Rohingya para pencari suaka yang saat ini tengah terombang-ambing di laut.

Melalui pernyataan yang dirilis pada Jumat (12/6), HRW mengungkap, pihak berwenang Malaysia telah menahan masuk 269 pengungsi Rohingya yang tiba di kapal yang rusak di lepas pantai Langkawi pada Senin (8/6).

Hal yang sama juga dilakukan oleh pemerintah berwenang Thailand terhadap 300 pengungsi Rohingya yang berada di kapal di dekat pulau Koh Adang.

"Malaysia dan Thailand harus segera menyelamatkan para pengungsi Rohingya yang terdampar di laut dan memberi mereka bantuan dan akses ke suaka," desak HRW seperti dikutip Anadolu Agency.

HRW menjelaskan, dua kapal yang saat ini berada di Malaysia dan Thailand sudah berangkat dari Bangladesh sejak Februari. Artinya ratusan pengungsi Rohingya sudah berada di atas kapal selama empat bulan tanpa akses makanan dan air yang memadai.

Organisasi tersebut memperkirakan, hampir 100 orang di atas kapal menuju Malaysia kemungkinan meninggal karena kondisi tersebut, tetapi mereka diselamatkan oleh penjaga pantai Bangladesh.

Insiden lain muncul ketika para pejabat Malaysia berusaha untuk mengembalikan kapal yang berisi pengungsi Rohingya kembali ke perairan internasional.

Akibatnya, sekitar 50 pengungsi melompat dari kapal dan berenang ke pantai. Mereka kemudian ditahan Badan Penegak Maritim Malaysia dan saat ini berada di pusat Kamp pembangunan bangsa, sementara kapal mereka di tarik ke Langkawi.

"Pemerintah negara-negara Asia Tenggara tidak boleh menyerah melindungi para pengungsi Rohingya yang sangat membutuhkan tempat berlindung dan masa depan setelah militer Myanmar mengusir mereka dari rumah mereka dengan kekejaman massal," papar Direktur HRW Asia, Brad Adams.

“Sementara Myanmar pada akhirnya tetap bertanggung jawab atas penderitaan para pengungsi Rohingya, Malaysia dan Thailand harus berhenti mengenakan penutup mata tentang risiko langsung dan penderitaan yang mereka hadapi di laut,” sambungnya dalam pernyataan tersebut.

HRW juga mengungkap, hanya 70 persen dari pengungsi yang mampu berjalan ketika tiba karena buruknya kondisi di atas kapal.

Populer

Rocky Gerung Ucapkan Terima Kasih kepada Jokowi

Minggu, 19 Mei 2024 | 03:46

Dulu Berjaya Kini Terancam Bangkrut, Saham Taxi Hanya Rp2 Perak

Sabtu, 18 Mei 2024 | 08:05

Bikin Resah Nasabah BTN, Komnas Indonesia Minta Polisi Tangkap Dicky Yohanes

Selasa, 14 Mei 2024 | 01:35

Massa Geruduk Kantor Sri Mulyani Tuntut Pencopotan Askolani

Kamis, 16 Mei 2024 | 02:54

Ratusan Tawon Serang Pasukan Israel di Gaza Selatan

Sabtu, 11 Mei 2024 | 18:05

Siapa Penantang Anies-Igo Ilham di Pilgub Jakarta?

Minggu, 12 Mei 2024 | 07:02

Aroma PPP Lolos Senayan Lewat Sengketa Hasil Pileg di MK Makin Kuat

Kamis, 16 Mei 2024 | 14:29

UPDATE

Helikopter Rombongan Presiden Iran Jatuh

Senin, 20 Mei 2024 | 00:06

Tak Dapat Dukungan Kiai, Ketua MUI Salatiga Mundur dari Penjaringan Pilwalkot PDIP

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:47

Hanya Raih 27 Persen Suara, Prabowo-Gibran Tak Kalah KO di Aceh

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:25

Bangun Digital Entrepreneurship Butuh Pengetahuan, Strategi, dan Konsistensi

Minggu, 19 Mei 2024 | 23:07

Khairunnisa: Akbar Tandjung Guru Aktivis Semua Angkatan

Minggu, 19 Mei 2024 | 22:56

MUI Jakarta Kecam Pencatutan Nama Ulama demi Kepentingan Bisnis

Minggu, 19 Mei 2024 | 22:42

Jelang Idul Adha, Waspadai Penyakit Menular Hewan Ternak

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:57

KPU KBB Berharap Dana Hibah Pilkada Segera Cair

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:39

Amanah Ajak Anak Muda Aceh Kembangkan Kreasi Teknologi

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:33

Sudirman Said Maju Pilkada Jakarta, Ini Respons Anies

Minggu, 19 Mei 2024 | 21:17

Selengkapnya