Berita

Logo Zoom/Net

Dunia

Tutup Akun Aktivis Tirai Bambu Usai Gelar Acara Virtual Peringatan Tragedi Tiananmen 1989, Zoom Pro China?

KAMIS, 11 JUNI 2020 | 13:07 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Platform konferensi video, Zoom dikabarkan sudah menutup sementara akun milik kelompok aktivis China, Humanitarian China, usai mereka mengadakan acara virtual untuk memperingati Tregedi Tiananmen ke-31.

Menurut keterangan para aktivis, mereka mengadakan acara pada 31 Mei melalui akun berbayar. Acara tersebut diikuti oleh lebih dari 250 orang di berbagai penjuru dunia.

Acara tersebut juga disiarkan secara streaming di berbagai media sosial dengan lebih dari 4.000 penonton, mayoritas berasal dari China.


Sepekan setelah acara tersebut, pada 7 Juni, Humanitarian China dalam pernyataan pada Kamis (11/6) mengungkap, akun mereka ditutup.

Dilansir dari Reuters, Zoom mengonfirmasi hal tersebut. Dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email, Zoom menjelaskan, akun tersebut ditutup untuk mematuhi hukum negara-negara setempat.

Zoom juga mengatakan akun tersebut telah aktif kembali.

“Kami bertujuan membatasi tindakan yang kami ambil untuk yang perlu mematuhi hukum setempat dan terus meninjau dan meningkatkan proses kami dalam masalah ini," ujar Zoom.

Sementara itu, menurut pendiri Humanitarian China, Zhou Fengsuo, pihaknya justru belum mendapatkan alasan mengapa akunnya ditutup oleh Zoom.

Tragedi Tiananmen 1989 sendiri merupakan peristiwa bersejarah yang hendak dilupakan oleh China. Pada saat itu, China tengah menghadapi gelombang protes pro demokrasi yang dipicu ketidakstabilan ekonomi dan politik.

Aksi tersebut kemudian dibalas dengan kebrutalan polisi dengan menangkap hingga membunuh para aktivis. Tidak diketahui berapa jumlah korban meninggal yang tepat dalam tragedi tersebut.

Selain isu ini, sebelumnya Zoom yang berbasis di California juga terlibat dengan isu keamanan sehingga SpaceX hingga badan intelijen AS memperingatkan penggunaan aplikasi tersebut.

Sebuah perusahaan pengawas internet yang berbasis di Toronto, Citizen Lab, mengungkap pada April, mereka menemukan bukti beberapa panggilan dari Amerika Utara dialihkan melalui China.

Zoom berdalih tidak sengaja mengizinkan pusat data China untuk menerima panggilan tersebut.

Untuk diketahui, Zoom yang berbasis di California merupakan platform yang didirikan oleh Eric Yuan, warga Amerika Serikat (AS) yang lahir di Shandong, China.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya