Protes anti-rasisme "Black Lives Matter" di Melbourne, Australia/Net
Pemerintah Australia memberikan peringatan yang keras kepada para demonstran pendukung gerakan Black Lives Matter (BLM). Pemerintah mengatakan akan menangkap atau memberikan denda kepada demonstran yang melanggar aturan pembatasan sosial saat protes berlangsung.
Peringatan tersebut muncul setelah dilaporkan adanya lonjakan kasus baru Covid-19 usai pelaksanaan demonstrasi pada akhir pekan lalu di Sydney, Melbourne, dan kota-kota lain.
Perdana Menteri Scott Morrison bahkan mengaku khawatir karena demonstrasi tersebut telah menarik puluhan ribu massa yang tidak jarang melanggar aturan pembatasan jarak sosial.
"Kami sebenarnya tidak tahu sekarang apakah demonstrasi itu pada akhir pekan lalu mungkin telah menyebabkan wabah," ungkap Morrison kepada
2GB Radio, yang dikutip
Reuters.
Sementara itu, pada Kamis (11/6), pemerintah negara bagian Victoria mengonfirmasi satu dari delapan kasus baru Covid-19 di sana merupakan seorang pria yang menghadiri protes di Melbourne pada akhir pekan.
Meski begitu, pemerintah negara bagian tersebut masih mendalami kasus tersebut untuk menghindari adanya penularan secara massif.
Di sisi lain, berdasarkan informasi yang beredar, para demonstran diketahui akan kembali melakukan protes pada Jumat (12/6). Protes tersebut ditujukan untuk menyoroti diskriminasi yang dialami oleh suku Aborigin sebagai penduduk asli Australia.
Sebelumnya, Morrison juga telah menolak seruan untuk menghilangkan patung-patung pemimpin kulit putih yang terletak di dekat situs pemakaman Aborigin. Salah satunya adalah patung Perdana Menteri Edmund Barton yang memiliki peran kunci dalam menyusun konstitusi terkait peniadaan hak-hak Aborigin.
Sebagai langkah pencegahan atas rencana demonstrasi, pemerintah Australia mengumumkan akan memberlakukan denda pada setiap pelanggar aturan jarak sosial saat aksi.
“Kami akan mulai menulis tiket 1.000 dolar Australia dan kami dapat menggunakan semua kekuatan kami untuk menggerakkan orang,†ujar Komisaris Polisi New South Wales, Mick Fuller.
"Jika kamu tidak pindah, maka kamu akan ditangkap," tambahnya.
Hingga saat ini, Australia sudah mencatat 7.285 kasus Covid-19 dengan 102 orang meninggal dunia dan 6.759 orang dinyatakan sembuh.