Berita

Kelompok Abu Sayyaff/Net

Dunia

Imbas Kurangnya Kerja Sama Keamanan, Indonesia-Malaysia-Filipina Kerap Kecolongan Aksi Terorisme

RABU, 10 JUNI 2020 | 20:52 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Indonesia, Malaysia, dan Filipina menjadi negara-negara di Asia Tenggara yang kerap menjadi sasaran aksi teror, bahkan menjadi tempat berkembangnya kelompok tersebut.

Kurangnya kerja sama keamanan di antara ketiga negara tersebut bahkan membuat kelompok-kelompok ekstremis kerap melakukan latihan bersama di perbatasan.

Misalnya saja Abu Sayyaff dari Filipina yang melakukan latihan bersama dengan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) dari Indonesia di Sulu atau bahkan Sabah.

"Kurangnya kerja sama antara Malaysia, Indonesia, Indonesia, dan Filipina di perbatasan membuat mereka mudah melakukan latihan bersama," ujar pengamat hubungan internasional, Badrus Sholeh dalam diskusi virtual yang diselenggarakan lembaga think tank Singapura, AI IDSC, pada Rabu (10/6).

"Tidak ada payung hukum yang mengatur bagaimana untuk berkoordinasi melawan terorisme," tambah Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah tersebut.

Badrus mengatakan, kondisi tersebut juga membuat Abu Sayyaf dengan mudah melakukan aksi penculikan.

"Kita membutuhkan kerja sama berkelanjutan karena terorisme berkembang dengan sangat cepat," tekan Badrus.

Meski begitu, Badrus mengakui sulit untuk membuat aturan terorisme yang harus seimbang, di mana di dalamnya juga harus memenuhi hak asasi manusia (HAM).

Selain itu, ia juga menyoroti peran ASEAN yang kurang memberikan perhatian yang lebih terhadap isu terorisme.

Di ASEAN sendiri tidak semua negara memiliki prioritas perang melawan terorisme, kata Badrus. Beberapa negara yang berkepentingan terhadap isu tersebut di antaranya hanya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand. Sehingga sulit untuk mengembangkan kerja sama melawan terorisme.

Sementara itu, walaupun memiliki aturan yang jelas terkait terorisme, negara-negara tersebut tidak memiliki aturan yang jelas terkait terorisme di perbatasan, tutupnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya