Berita

Lukisan riwayat kekuasaan Kaisar Nero/Net

Histoire

9 Juni 68M, Kaisar Romawi Yang Membakar Kotanya Sendiri Memilih Bunuh Diri

SELASA, 09 JUNI 2020 | 10:23 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Hari ini, dunia mencatat peristiwa kelam seorang kaisar Romawi kelima, Nero Claudius Caesar Augustus Germanicus  yang lahir pada 15 Desember 37 dan meninggal dunia pada 9 Juni 68.

Ia lahir dengan nama Lucius Domitius Ahenobarbus dari dinasti Julio-Claudian, yang kemudian diadopsi oleh pamannya, Claudius, untuk menjadi penerus tahta. Ketika pamannya meninggal pada 13 Oktober 54, Nero Claudius pun naik tahta.

Nero berkuasa dari tahun 54 sampai tahun 68. Selama kekuasaannya, Nero sering berhubungan dengan tirani dan kekejaman. Di satu sisi ia fokus pada diplomasi, perdagangan, dan meningkatkan budaya ibu kota kekaisaran. Ia juga memerintahkan pembangunan teater dan permainan atletik.

Saat berkuasa ia  berhasil memenangkan perang dan berdamai dengan kekaisaran Parthian (58–63) serta menambah tali hubungan diplomasi dengan Yunani.

Nero merupakan pribadi yang tak terkendali dan gila. Ia terkadang tampil sebagai perempuan. Ia juga menghibur warga Roma dengan membunuh orang-orang Kristen. Ia juga tampil di sejumlah petunjukan untuk menghibur warga Roma. Namun, salah satu suguhan Nero kepada warga Roma yang luar biasa gila adalah membakar kota Roma, kotanya sendiri. Dalam sejarahnya, ia adalah kaisar yang membakar kotanya sendiri demi memuaskan nafsunya.

Menurut catatan sejarawan Roma Tacitus (56-120 M), agar dapat mendirikan sebuah kota Roma yang baru, maka Nero dengan sengaja membakar kota Roma. Setelah kebakaran besar terjadi, penduduk Roma umumnya percaya bahwa biang keladi kebakaran itu adalah Nero, namun Nero mengkambinghitamkan pengikut Nasrani sebagai penyebab kebakaran, dan menggunakan cara yang sangat jahat untuk menghukum mereka.

Peristiwa terbakarnya Kota Roma dimulai pada 18 Juli 64 M. Itu adalah kebakaran besar di Roma yang berlangsung selama 39 hari. Tiga wilayah musnah dilalap api. Rakyat Roma mengalami bencana yang tak pernah ada sebelumnya, paska kebakaran hebat mereka luntang-lantung tak bertempat tinggal.

Seorang saksi melihat, saat terjadi kebakaran yang menelan seluruh kota itu, Nero malah berpakaian opera. Ia berdiri di menara sambil memetik instrumen Lira. Ia malah menatap takjub api di depannya.

Banyak yang meyakini bahwa Nero-lah yang melakukan pembakaran secara sengaja waktu itu, Nero-lah yang memerintahkan pembakaran terhadap Roma supaya mendirikan sebuah kota baru. Nero sering melakukan kekejaman yang luar biasa sehingga rakyat yakin Nero juga yang melakukan pembakaran.

Ketika api padam, Nero bukannya membantu rakyat, ia malah sibuk melakukan pembangunan besar-besaran dan membuat Domus Aurea atau ‘rumah emas’ untuknya.

Ketika bangunan mentereng dan mewah ini rampung dibangun, Nero memuji dan mengagumi dengan gembira ria: “Ini baru mirip tempat tinggal manusia.”

Nero yang kejam juga telah melakukan beberapa eksekusi, termasuk kepada ibunya dan saudara kandung adopsinya, berdasarkan referensi dari Tacitus, Suetonius dan Cassius Dio.

Tak tahan dengan kelakuan Nero yang semakin gila, pada tahun 68, militer melakukan kudeta dan menurunkan Nero.

Kudeta besar-besaran itu membuat Nero melarikan diri. Ia ke rumah mantan budak istananya. Menyuruh budak itu menggali sebuah kubur untuk dirinya di belakang rumah.

“Dunia ini telah kehilangan seorang seniman yang hebat!” ujar Nero memaki.

Tak lama budaknya datang mengabarkan bahwa lembaga tinggi negara telah mengumumkan ke seluruh negeri menetapkan Nero sebagai musuh rakyat dan harus diseret untuk eksekuti mati dengan cara dicambuk.

Nero yang gila mulai ketakutan. Seiring fajar datang, terdengar teriakan Nero dari rumah mantan budaknya itu disertai pekikan kuda. Militer telah menemukan tempat persembunyiannya. Nero terkepung.

Nero yang sudah putus asa itu meletakkan sebilah belati ke tangan budaknya dan membimbing tangan itu untuk menusuk lehernya sendiri. Dia berteriak dengan kencang sekali dan tersungkur ke dalam genangan darah.

Kaisar itu memilih bunuh diri dengan belati ketimbang menghadapi hukuman dari rakyatnya. Nero meninggal pada usia 31 tahun.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

UPDATE

Sinergi Infrastruktur dan Pertahanan Kunci Stabilitas Nasional

Senin, 10 Maret 2025 | 21:36

Indonesia-Vietnam Naikkan Level Hubungan ke Kemitraan Strategis Komprehensif

Senin, 10 Maret 2025 | 21:22

Mendagri Tekan Anggaran PSU Pilkada di Bawah Rp1 Triliun

Senin, 10 Maret 2025 | 21:02

Puji Panglima, Faizal Assegaf: Dikotomi Sipil-Militer Memang Selalu Picu Ketegangan

Senin, 10 Maret 2025 | 20:55

53 Sekolah Rakyat Dibangun, Pemerintah Matangkan Infrastruktur dan Kurikulum

Senin, 10 Maret 2025 | 20:48

PEPABRI Jamin Revisi UU TNI Tak Hidupkan Dwifungsi ABRI

Senin, 10 Maret 2025 | 20:45

Panglima TNI Tegaskan Prajurit Aktif di Jabatan Sipil Harus Mundur atau Pensiun

Senin, 10 Maret 2025 | 20:24

Kopdes Merah Putih Siap Berantas Kemiskinan Ekstrem

Senin, 10 Maret 2025 | 20:19

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Airlangga dan Sekjen Partai Komunis Vietnam Hadiri High-Level Business Dialogue di Jakarta

Senin, 10 Maret 2025 | 19:59

Selengkapnya