Berita

Presiden Palestina Mahmoud Abbas/Net

Dunia

Mantan Pemimpin Jihad Palestina Meninggal Setelah Koma Tiga Tahun, Presiden Mahmoud Abbas Nyatakan Berduka

SENIN, 08 JUNI 2020 | 14:05 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Palestina tengah berduka atas meninggalnya mantan pemimpin Jihad Islam Palestina (PIJ), Ramadan Shallah, pada Sabtu kemarin (6/6). Shallah
meninggal dalam usia 62 tahun, di sebuah rumah sakit di Damaskus, Suriah, setelah koma lebih dari tiga tahun pasca operasi jantung.

PIJ telah mengeluarkan pernyataan duka citanya atas kepergian tokoh besar mereka. Kelompok ini merupakan salah satu kelompok militan di Gaza yang kerap meluncurkan serangan roket ke Israel.

"Kami berduka atas meninggalnya pemimpin besar Palestina yang memegang panji Jihad untuk Palestina dan Yerusalem sejak berdirinya gerakan ini," kata PIJ, seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (8/6).

"Kami berduka atas meninggalnya pemimpin besar Palestina yang memegang panji Jihad untuk Palestina dan Yerusalem sejak berdirinya gerakan ini," kata PIJ, seperti dikutip dari Al Jazeera, Senin (8/6).

Khaled al-Batsh, anggota senior biro politik PIJ di Gaza mengatakan Shallah akan dimakamkan di kamp pengungsi Palestina Yarmouk di Damaskus, Ibu Kota Suriah.

Sementara, pemimpin senior PIJ yang berbasis di Gaza, Dawood Shihab, mengatakan walau Shallah tiada, namun kelompok itu akan tetap setia pada prinsip dan warisan Shallah.

"Dr Shallah adalah patriot Arab dan Muslim yang selalu percaya pada penyebab Palestina," katanya

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan ia sangat kehilangan sosok Shallah. Dalam pernyataan resminya, ia mengungkapkan kesedihannya. "Kami telah kehilangan seorang tokoh patriotik utama,"  katanya.

Shallah, yang lahir di Gaza, meraih gelar PhD dalam bidang ekonomi dari sebuah universitas di Inggris dan mengajar di University of South Florida dari tahun 1993 hingga 1995 sebelum dia mengambil alih kepemimpinan PIJ.

Bagi Amerika Serikat, Shallah adalah tokoh yang paling dicari karena peran PIJ dalam serangan terhadap sasaran Israel di wilayah Palestina yang diduduki.

PIJ didirikan di Gaza pada tahun 1970-an sebagai tanggapan terhadap pendudukan Israel atas Gaza dan Tepi Barat setelah mengalahkan beberapa negara Arab selama perang 1967. PIJ didukung oleh Iran yang menyediakan sebagian besar kemampuan dan pelatihan militernya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya