Berita

Perdana Menteri India, Narendra Modi dan Presiden China, Xi Jinping/Net

Dunia

Perwakilan Tinggi Militer India-China Bertemu, Bahas Sengketa Perbatasan

MINGGU, 07 JUNI 2020 | 13:23 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

China dan India mengadakan pembicaraan tingkat tinggi terkait dengan konflik perbatasan kedua negara. Pembicaraan tersebut dilakukan di pos perbatasan Maldo di sisi China dari Line of Actual Control (LAC) pada Sabtu (6/6).

Dari pihak India diwakili oleh Letnan Jenderal Harinder Singh yang mengomandoi 14 korps India. Sementara dari pihak China diwakili oleh Mayor Jenderal Liu Lin yang merupakan Komandan Daerah Militer Xinjiang Selatan.

"Para pejabat India dan China terus tetap terlibat melalui saluran militer dan diplomatik yang telah mapan untuk mengatasi situasi saat ini di daerah perbatasan India-China," ujar pihak militer India dalam pernyataan yang dirilis saat pembicaraan masih berlangsung.


Hingga pembicaraan usai belum ada pernyataan lanjutan dari pihak India maupun China.

Ketegangan antara India dan China di perbatasan kembali terjadi pada awal Mei. Pada 5 Mei, kedua militer negara berseteru di lembah Galwan di Ladakh, diikuti oleh lintasan Nakula di wilayah Sikkim di India timur laut tiga hari kemudian.

Pada Jumat (5/6), diplomat India dan China mengadakan konferensi video untuk menangani masalah tersebut.

"Kedua belah pihak juga sepakat bahwa sesuai dengan bimbingan yang diberikan oleh pimpinan, kedua belah pihak harus menangani perbedaan mereka melalui diskusi damai mengingat pentingnya saling menghormati kepekaan, keprihatinan dan aspirasi masing-masing serta tidak memungkinkan mereka menjadi perselisihan," ujar Kementerian Luar Negeri India pada saat itu.

Ketegangan perbatasan antara India dan China sebenarnya sudah ada selama lebih dari tujuh dekade.

China mengklaim wilayah di timur laut India, sementara New Delhi menuding Beijing menduduki wilayahnya di dataran tinggi Aksai Chin di Himalaya, termasuk bagian dari wilayah Ladakh.

Pada 1962, kedua negara bahkan berperang di Arunachal Pradesh  yang disebut Perang Sino-India.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump sudah menawarkan diri sebagai mediator dalam perselisihan keduanya. Namun India dan China menolak tawaran tersebut dengan menyatakan akan menggunakan mekanisme kedua negara untuk menyelesaikan masalah.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya