Berita

Ilustrasi/Net

Politik

Nol Kasus Positif Covid-19, Pemkab Simeulue Tolak Ditetapkan Sebagai Zona Merah

MINGGU, 07 JUNI 2020 | 01:08 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Simeulue menolak keputusan Pemerintah Aceh yang menetapkan status zona merah terhadap daerah tersebut. Mereka juga meminta Pemerintah Aceh meninjau kembali penetapan itu.

Keputusan tersebut ditetapkan dalam surat edaran Gubernur Aceh nomor 440/7810, yang terbit Selasa lalu (2/6). Balasan surat itu dikirimkan Gugus Tugas Covid-19 Simeulue pada Jumat kemarin (5/6) melalui surat bernomor 01/SATGAS-COVID-19/SML/2020.

“Kami meminta Plt Gubernur Aceh untuk meninjau kembali penetapan zona merah tersebut. Dan meminta agar status itu diubah menjadi zona hijau,” kata Jurubicara Covid-19 Simeulue, Ali Muhayatsyah, Sabtu (6/6) dikutip Kantor Berita RMOLAceh.


Surat permohonan perubahan status itu dikirimkan karena kasus positif Covid-19 di Simeulue hanya 2 orang, dan telah dinyatakan sembuh pada 15 Mei 2020 (pasien berinisial SB), dan pasien AS juga sudah terkonfirmasi negatif 22 Mei 2020 lalu.

Kemudian, terhitung sejak 23 Mei 2020 sampai dengan saat ini, di Simeulue tidak ada lagi kasus yang reaktif corona, posisi sekarang nol kasus.

“Hal ini yang membingungkan apa indikator sehingga Simeulue masuk zona merah,” ujarnya.

Penetapan zona merah terhadap Kabupaten Simeulue pun disesalkan Ketua Umum Ikatan Pemuda, Pelajar, dan Mahasiswa Simeulue (Ippelmas) Banda Aceh, Isra Fuadi. Seharusnya, kata dia, ada parameter tegas dalam penetapan wilayah zona merah virus corona.

Selama ini penetapan suatu daerah sebagai zona merah pandemik corona dibuat berdasarkan praduga. Baik pemerintah pusat atau pemerintah daerah memilik standar berbeda dalam menetapkan status tersebut.

“Saya melihat ada pemaksaan. Dan ini tidak benar dan sangat kontraproduktif,” kata Isra.

Sebelum menetapkan status, pemerintah harusnya memiliki kalkulasi yang akurat. Bahkan, menurut Isra, semua daerah di Indonesia berstatus merah karena tidak ada penelitian lebih dalam di masyarakat.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya