Berita

Ilustrasi, sekolah-sekolah masih ditutup dan menerapkan pembelajaran jarak jauh/Net

Nusantara

Tenaga Ahli Staf Presiden: Penerapan Normal Baru Harus Dikaji Lebih Ketat lagi Terutama Untuk Sektor Pendidikan

JUMAT, 05 JUNI 2020 | 08:35 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Penerapan normal baru harus dilakukan dengan ketat dan hati-hati agar tidak menimbulkan penyebaran baru virus corona. Untuk itu pemerintah terus mematangkan kesiapan penerapannya, sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Donny Gahral Adian, mengatakan hal yang paling dikhawatirkan jika terjadi kelengahan maka apa yang telah dijalankan selama berminggu-minggu harus diulang dari awal lagi dan penutupan atau pembatasan harus dilakukan lagi. Ini tentu akan mengecewakan semua pihak yang telah bekerja keras, termasuk masyarakat itu sendiri.

"Kegiatan ekonomi mulai bergulir, tapi tentu saja harus diikuti dengan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. Karena begitu ada celah, kelengahan, bisa terjadi penyebaran kasus baru, sehingga kita harus menutup kembali," katanya dalam acara diskusi online (webinar) yang diselenggarakan oleh Indonesian Public Institute (IPI), Kamis (4/6).


"Kan kita tidak mau, masyarakat sudah berbulan-bukan di rumah, kemudian karena lengah, ditutup lagi. Kan enggak mau," ujarnya.

Hingga saat ini Jokowi beserta jajaran pemerintahannya masih terus mengkaji. Karena kekhawatiran akan adanya lonjakan baru kasus positif Covid-19 memang tidak bisa dihindari. Beberapa negara yang telah membuka kunciannya terpaksa harus kembali memberlakukan penguncian karena munculnya lonjakan baru yang disebabkan ketidakdisiplinan waganya.

"Ini kekhawatiran, makanya Presiden perintahkan, sektor-sektor mana yang lebih dahulu dibuka. Hanya sektor-sektor yang risikonya kecil dibanding sektor lain," ujar Donny.

Itu sebabnya mengapa Jokowi memerintahkan agar mengkaji pembukaan sekolah-seolah dengan lebih matang. Penerapan normal baru di sektor pendidikan harus melalui kajian yang tidak sembarangan, alasannya anak-anak memiliki daya imun yang belum terbentuk dan mudah tertular.

"Karena anak kecil itu kan imunitasnya belum terbentuk secara kuat, sehingga bisa terjadi penularan," kata Donny.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya