Berita

Donald Trump/Net

Politik

Kerusuhan Amerika, Pengamat: Inikah Perang Yang Diharapkan Trump?

JUMAT, 05 JUNI 2020 | 07:55 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

RMOL. "Perang yang diinginkan Trump, bukanlah perang yang terjadi di Afganistan, Irak, Suriah, ataupun Korut, tetapi adalah perang yang di Washington."

Kutipan itu ditulis oleh Kevin Baron, Eksekutif Editor Defense One yang juga pengamat kebijakan luar negeri, dalam artikelnya berjudul ‘Trump Finally Gets the War He Wanted’.  Sebuah tulisan yang menyoroti betapa sosok presiden Amerika Serikat ini penuh dengan kejutan-kejutan selama kepemimpinannya.

Menurut Kevin, Trump mengklaim bahwa kontrol hukum dan etika berada di bawah kekuasaannya. Setelah mengungkapkan klaimnya itu, Trump memerintahkan penegak hukum dan militer AS menghadapi siapa pun yang menentangnya.


Dalam menghadapi aksi protes kemarin, Trump mengancam para demonstran yang nekad melewati pagar Gedung Putih akan menghadapi serangan anjing liar. Setelah itu, Trump mendesak aparat menyerang para demonstran.

Alih-alih mencermati bagaimana aksi protes berubah menjadi kerusuhan massal, dan alasan-alasan terjadinya kekerasan terhadap Floyd, Trump malah melemparkan tuduhan bahwa ada kaki tangan pihak sayap kiri Antifa di balik semua itu.  Trump menuding antifa telah membajak aksi damai para demonstran yang menuntut keadilan atas kematian Floyd.

"Amerika Serikat akan memasukkan ANTIFA sebagai organisasi teroris," kicau Trump pada akun Twitter-nya, @realDonaldTrump, Minggu (31/5) lalu. Padahal AS tidak memiliki undang-undang terorisme dalam negeri.

Selain itu Antifa, kependekan dari Anti-Fasis, bukanlah organisasi dengan pemimpin dan struktur keanggotaan yang jelas. Keputusan Trump itu membuat kritik dan kebingungan para pejabatnya, seperti dikutip The New York Times.

“Sudah tiga tahun lamanya Donald Trump terus memuji-muji pasukan militer dan selama itu pula, ia terus mendiktekan teori-teori pribadinya mengenai musuh,” tulis Kevin.

Trump kerap mencurigai dan berselisih paham dengan pers, memusuhi Demokrat dan ekstrimis sayap kiri, serta siapa saja yang menentang pendapatnya.

“Bahkan Presiden juga mengkritik oposisi politiknya di dalam Pentagon,” tulis Kevin.

Para petinggi militer AS berusaha tidak terlibat dalam urusan politik Trump.

Namun, kemarin lalu di tengah kerusuhan yang menakutkan masyarakat AS, Menhan AS Mark Esper dan Kepada Staf Umum Mark Milley sempat mengkritik Trump.

Kepala Pentagon ini terang-terangan menentang gagasan pengerahan pasukan militer untuk menahan aksi protes.

Tweet-tweet Trump juga dipandang mengandung unsur provokasi. Alih-alih menjadi penyejuk bagi kepala yang panas di tengah kerusuhan, Trump malah tampil sebagai pengipas, seperti yang dikatakan Ketua DPR Nancy Pelosi.

Aksi Trump pada sesi foto di gereja St John’s juga menjadi perhatian dunia.

Trump menggunakan kekuatan militer untuk menyingkirkan para pendemo yang saat itu sedang aksi damai di depan teras Gedung Putih, hanya agar ia bisa berjalan kaki ke St John’s dan berfoto di sana.

Yang mengejutkan, Milley dan Esper juga turut serta dalam barisan. Keduanya nampak dalam foto di mana mereka berjalan kaki menuju St John’s. Hal itulah yang menarik kemarahan para kritikus termasuk mantan Direktur CIA Mike Hayden.

Trump adalah seseorang yang kerap memicu perpecahan. Sejauh ini, ia berhasil, sehingga dapat bekerja lagi pada pemilihan presiden bulan November, kata Kevin.

Trump juga menyukai perseteruan, siapa pun yang menentangnya adalah musuhnya.

Bahkan kini, dengan teori konspirasinya, Trump mengklaim Partai Demokrat sedang mencoba mencurangi Pilpres AS 2020.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya