Presiden Amerika Serikat, Donald Trump/Net
Beberapa hari terakhir, Amerika Serikat tengah membara karena marah dengan kematian seorang warga kulit hitam, George Floyd yang dibunuh oleh aparat kepolisian.
Minneapolis yang memiliki warga kulit hitam Amerika yang cukup banyak kemudian dipenuhi aksi protes yang berujung kerusuhan. Protes menuntut keadilan dan anti rasisme juga menjalar ke seluruh negeri, bahkan dukungan untuk kampanye anti rasisme sudah berkembang ke seluruh dunia.
Bahkan pada Sabtu malam (30/5) pun, Minneapolis masih dipenuhi protes, mulai dari aksi penjarahan hingga membakar fasilitas umum.
Untuk menangani kemarahan warga, Gubernur Minnesota, Tim Walz lalu seluruh pasukan Minnesota National Guard yang berjumlah 13.000 anggota, melansir
CNA.
Walz juga mengaku sudah meminta bantuan sumber daya militer dari Pentagon untuk mengatasi kerusuhan.
Kendati begitu, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan dalam akun Twitter-nya, @realDonaldTrump, kerusuhan di Minneapolis bukan dilakukan oleh warga kota tersebut.
"80 persen dari perusuh di Minneapolis tadi malam berasal dari luar negara bagian," ujar Trump pada Sabtu.
"Mereka merusak bisnis (terutama bisnis kecil milik Afrika-Amerika), rumah, dan komunitas penduduk Minneapolis yang baik dan pekerja keras yang menginginkan perdamaian, kesetaraan, dan untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka," lanjutnya.
Sebelumnya, Trump juga membuat cuitan yang menyatakan, orang yang melintasi batas negara bagian untuk "menghasut" atau memprovokasi kekerasan merupakan sebuah kejahatan.
"Melintasi batas negara bagian untuk menghasut kekerasan adalah KEJAHATAN FEDERAL! Gubernur dan Walikota harus LEBIH keras atau Pemerintah Federal akan turun tangan dan melakukan apa yang harus dilakukan, dan itu termasuk menggunakan kekuatan tak terbatas dari Militer kita dan banyak penangkapan," tegas Trump.