Berita

Reka wajah Raden Wijaya/Net

Histoire

Surabaya Basis Konsolidasi dan Dakwah, Gudangnya Pakar

JUMAT, 29 MEI 2020 | 07:17 WIB

SETELAH sempat turun pamornya pasca mundurnya kerajaan Kahuripan, Surabaya kembali memiliki peran strategis menjelang berdirinya Kerajaan Majapahit.

Tepatnya, saat Raden Wijaya menggunakan Suarabaya sebagai basis konsolidasi pada tahun 1293. Konsolidasi awal kerajaan Majapahit melibatkan Arya Wiraraja, tokoh penting masyarakat Madura. Dari Surabaya inilah kerajaan Majapahit akhirnya berdiri sebagai negara yang besar dan jaya. Bahkan mendapat predikat sebagai kerajaan terbesar di nusantara.

Di jaman Majapahit, agama Islam mulai menyebar  yang pesat. Dalam perkembangannya, Surabaya kemudian juga menjadi basis dakwah islamiyah. Tokoh spiritual yang berdakwah dari Surabaya antara lain Kanjeng Sunan Ampel, salah satu anggota Wali Sanga. Sunan Ampel juga menjadi pengasuh utama Raden Patah, putra Raja Brawijaya yang di kemudian hari menjadi raja Kasultanan Demak Bintara.

Dalam konteks dakwah itu, peran istri Sunan Ampel, yaitu Nyi Ageng Maloka juga penting. Ia turut mendidik Raden Patah yang bergelar Sultan Syah Alam Akbar Patah Jimbun Sirullah. Kelak, tahun 1478 Kasultanan Demak Bintoro berdiri sebagai kerajaan Islam di Tanah Jawa.

Semangat dakwah Islamiyah yang dipelopori Sunan Ampel dan Nyi Ageng Maloka memberikan keteladanan baru bagi para pendakwah generasi berikutnya. Mereka melakukan syiar Islam dengan pendekatan budaya. Slogannya: “Arab digarap, Jawa digawa”. Hasilnya adalah harmoni dalam kehidupan masyarakat. Pelopor keagamaan kota Surabaya ini berpegang teguh ajaran Rahmatan Lil Alamin.

Pemimpin-pemimpin Surabaya pada generasi pasca Majapahit memiliki ciri yang berbeda-beda. Pangeran Pekik, seorang adipati di jaman Mataram Islam yang juga intelektual pinilih, mengembangkan Surabaya menjadi bandar yang besar. Hal itu pada akhirnya juga memperbesar pundi-pundi dana yang dimiliki pemerintah kadipaten.

Kegemilangan Pangeran Pekik dalam membangun Surabaya menjadikan pengaruhnya sangat penting di jaman Mataram. Selama tenggang waktu tahun 1677-1708, kebijakan kerajaan Mataram sangat dipengaruhi pakar-pakar dari Surabaya.

Bahkan, Pangeran Pekik memberikan sokongan dana besar besaran saat ibukota Mataram dipindahkan dari Plered ke Kartasura. Ia menjadi salah satu perancang ibukota baru itu, dibantu pakar asal Surabaya yang bernama Sawungggaling. Tokoh bernama Sawunggaling itu amat disegani di Surabaya. Perpindahan ibukota Mataram ke Kartasura dibantu pula oleh ahli-ahli dari Makasar, Madura dan Surabaya.

Adipati Pangeran Pekik menikah dengan Ratu Wandansari, putri Prabu Hadi Hanyokrowati Khalifahtullah Panetep Panotogomo yang menjadi Raja Mataram. Ratu Wandansari juga adik kandung Kanjeng Sultan Agung. Dari pernikahan ini lahir Kanjeng Ratu Kencono. Beliau ibunda Kanjeng Sinuwun Amangkurat Amral.

Pangeran Pekik dan Ratu Wandansari mendidik sang cucu, Raden Rahmat putra Kanjeng Ratu Kencono, dalam tradisi Jawa Mataram berbalut kultur pesisiran yang lebih kosmopolit. Kelak Raden Rahmat pada tahun 1677 dinobatkan menjadi raja Mataram dengan gelar Kanjeng Sinuwun Amangkurat Amral.

Dr Purwadi SS M.Hum
Ketua Lembaga Olah Kajian Nusantara (Lontara)

Populer

Bangun PIK 2, ASG Setor Pajak 50 Triliun dan Serap 200 Ribu Tenaga Kerja

Senin, 27 Januari 2025 | 02:16

Gara-gara Tertawa di Samping Gus Miftah, KH Usman Ali Kehilangan 40 Job Ceramah

Minggu, 26 Januari 2025 | 10:03

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Ganti Bahlil hingga Satryo Brodjonegoro

Minggu, 26 Januari 2025 | 09:14

Datangi Bareskrim, Petrus Selestinus Minta Kliennya Segera Dibebaskan

Jumat, 24 Januari 2025 | 16:21

Masyarakat Baru Sadar Jokowi Wariskan Kerusakan Bangsa

Senin, 27 Januari 2025 | 14:00

KSST Yakin KPK Tindaklanjuti Laporan Dugaan Korupsi Libatkan Jampidsus

Jumat, 24 Januari 2025 | 13:47

UPDATE

Presiden Prabowo Puji Mentan Amran atas Pengendalian Pertanian yang Sangat Baik

Senin, 03 Februari 2025 | 21:39

Alasan Komisi IX DPR dan Kepala Badan Gizi Nasional Rapat Tertutup

Senin, 03 Februari 2025 | 21:25

Fakta di Balik Aksi Bandar Narkoba yang Ngaku Setor Rp 160 Juta ke Polisi

Senin, 03 Februari 2025 | 21:17

Lima Polisi Bakal Jalani Sidang Etik Kasus Pemerasan Anak Bos Prodia

Senin, 03 Februari 2025 | 21:00

Bahlil Jegal Warung Kecil, Rakyat Menderita, Prabowo Dikhianati?

Senin, 03 Februari 2025 | 20:53

Demokrat Soroti Munculnya LPG 3 Kg Warna Pink: Jangan Sampai Kuning Kalah

Senin, 03 Februari 2025 | 20:49

Inspeksi Coretax, Airlangga Tak Mau Penerimaan Negara Terganggu

Senin, 03 Februari 2025 | 20:49

Ketua Umum PB IMSU Apresiasi Agus Andrianto Copot Petugas Korup

Senin, 03 Februari 2025 | 20:43

Brimob Polda Jateng Panen 9 Ton Jagung Dukung Ketahanan Pangan

Senin, 03 Februari 2025 | 20:42

Launching MBG di Jatim, Zulhas Serahkan Gapok untuk Siswa Yatim Piatu

Senin, 03 Februari 2025 | 20:39

Selengkapnya