Berita

Ilustrasi

Publika

Kabinet Karam Semakin Tenggelam, Rizal Ramli, Pelita Di Masa Suram

KAMIS, 28 MEI 2020 | 11:56 WIB | OLEH: ARIEF GUNAWAN

WAKTU kabinet kedua setelah kemerdekaan Sukarno menempatkan Sutan Sjahrir jadi Perdana Menteri untuk menunjukkan kepada dunia  bahwa Republik yang baru berdiri bukan bikinan Jepang.

Sjahrir dan Sukarno ibarat minyak dengan air yang memecahkan kebuntuan persoalan kebangsaan saat itu.

Sukarno membutuhkan Sjahrir antara lain karena kecanggihan di meja perundingan dengan Belanda.

Jenderal Soeharto menunjuk Hamengku Buwono IX sebagai trouble shooter.

Raja Jawa yang kalem ini lulusan sekolah ekonomi Belanda.

Waktu naik jadi presiden Jenderal Soeharto dapat legitimasi dari sang Raja yang ditempatkannya jadi wapres.

Tahun ‘67 dalam kapasitas Menko Ekonomi dan Pembangunan, Sultan menjajaki bantuan IGGI untuk memulihkan kebangkrutan ekonomi warisan Orde Lama.

Djuanda Menteri Utama era Sukarno bikin terobosan. Legacy-nya konvensi hukum laut, UNCLOS, yang mengukuhkan Indonesia sebagai negara kepulauan.

Sehingga Sukarno dikasih gelar Nakhoda Agung Negara Maritim.

Sebuah pemerintahan memang harus terdiri dari orang hebat. Orang-orang berprestasi yang punya reputasi, integritas, dan track record keberpihakan yang kuat kepada rakyat.

Itulah sebabnya negara maju seperti Amerika mengedepankan pencapaian  kinerja menteri-menterinya di kabinet.

Amerika tidak memakai kosa-kata “rezim” untuk menyebut sebuah pemerintahan, melainkan menggunakan kata “administrasi”.

Karena itu misalnya dikenal Kennedy Administration, Nixon Administration, dan seterusnya. Bukan rezim Kennedy dan rezim Nixon.

Kosa-kata “rezim” lebih berkonotasi kekuasaan belaka, tidak menggambarkan komitmen yang berkaitan dengan kinerja.

Rizal Ramli adalah contoh sang penerobos yang menunjukkan kinerja berprestasi tatkala memegang berbagai jabatan di era Gus Dur.

Mulai dari penyelamatan terhadap kebangkrutan PLN, Garuda, Bulog, IPTN (Dirgantara Indonesia), renegoisasi utang, bersikap kritis terhadap Freeport, dan banyak terobosan lainnya yang dilakukan Rizal untuk menjadikan Indonesia lebih baik.

Termasuk saat jadi Komut PT Semen Gresik dan BNI. Ia mencatatkan prestasi luar biasa. Hingga diminta Joko Widodo jadi Menko Maritim Dan Sumber Daya.

Seperti diketahui, saat jadi Menko Maritim Rizal meninggalkan berbagai legacy pro rakyat.

Mulai dari mengembangkan 10 destinasi wisata baru, memperjuangkan ladang gas Masela agar diproses di darat, meningkatkan kesejahteraan nelayan, mengubah nama Laut China Selatan menjadi Laut Natuna Utara sebagai penegasan wilayah tersebut milik Indonesia, memperbaiki dwelling time, menolak proyek reklamasi yang melanggar berbagai aturan serta merugikan nelayan, dan berbagai rekam jejak lainnya yang faktanya dapat diketahui secara luas.

Sayang, di kabinet ini Rizal Ramli hanya sebelas bulan, lantaran banyak taipan yang gerah, termasuk penguasa merangkap pengusaha (Pengpeng), serta anasir-anasir korup yang gelisah terhadap berbagai kebijakan Rizal  yang membela kepentingan mayoritas rakyat Indonesia.

Persekongkolan mereka ternyata lebih kuat ketimbang hak prerogatif presiden. Atas pesanan merekalah Rizal Ramli direshuffle.

Namun tokoh besar lazimnya muncul dalam masa krisis.

Kosmologi Jawa percaya Ratu Adil, Satrio Piningit, datang di masa Pralaya (kehancuran).

Ia tampil di muka seperti nyala pelita di dalam gelap dan suram.

Menyuarakan kebenaran dan memberikan solusi.

Penulis wartawan senior

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya