Berita

Surat edaran yang mencatutu logo MUI/Repro

Politik

MUI: Selebaran Catut DP MUI Tolak Rapid Test Alat PKI Adalah Hoax!

SENIN, 25 MEI 2020 | 17:12 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Heboh, selebaran surat kaleng mengatasnamakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta para Ulama, Kiai, dan Ustadz di seluruh Indonesia untuk berhati-hati dan waspada dengan rapid test Covid-19.

Isi selebaran itu menyebut rapid test Covid-19 adalah modus operandi dari Partai Komunis Indonesia (PKI) atas perintah negara komunis China untuk membabat habis para toko agama Islam baik di Indonesia maupun di negara Muslim yang lain. Bahkan, para ulama akan disuntik mati setelah rapid test dan dinyatakan positif Covid-19.

Menanggapi hal ini, Wakil Ketua MUI, Anwar Abbas menegaskan bahwa selebaran tersebut adalah bohong alias hoax.


"MUI Pusat menyatakan kabar tersebut bohong (hoaks)," tegasnya dalam keterangan resmi Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (DP MUI) Pusat yang diterima, Senin (25/5).

Anwar Abbas yang juga Sekretaris Jenderal DP MUI Pusat menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengeluarkan surat, pengumuman, bahkan seruan untuk mewaspadai rapid test Covid-19.

"DP MUI Pusat tidak pernah mengeluarkan surat, pengumuman, pernyataan dan sejenisnya yang isinya agar seluruh MUI Provinsi, Kabupaten/Kota berhati-hati dan waspada dengan diadakannya rapid test Covid-19 terhadap ulama, kiai, dan ustadz di seluruh Indonesia," tekannya.

Selain itu, dalam selebaran yang mencatut MUI Pusat itu tidak menyertakan tanda tangan pimpinan harian MUI. Kemudian, Kop Surat resmi dan stampel organisasi MUI sebagaimana standar MUI dalam setiap mengeluarkan maklumat surat edaran dan sejenisnya.

Atas dasar itu, DP MUI Pusat mendesak Kepolisian Republik Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN) untuk segera mengusut tuntas kabar hoaks tersebut serta menangkap dan memproses secara hukum pembuat dan aktor intelektualnya.

Sebab, pelaku dan aktor intelektual penyebaran hoax itu telah menciptakan keresahan dan kebingungan umat Islam dan masyarakat luas, merusak nama organisasi MUI, dan berupaya menghalangi program pemerintah bersama masyarakat mengatasi wabah Covid-19.

"Sebagai langkah selanjutnya, DP MUI Pusat segera akan melaporkan kabar hoaks ini kepada Kepolisan RI, Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Badan Sandi dan Siber Negara (BSSN)," tutup Anwar Abbas.

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya