Berita

Ketua GNPF Ulama, Yusuf Martak/Net

Politik

Kecam Tindak Kekerasan Pada Habib Umar Assegaf, GNPF-Ulama: Apakah Tidak Lebih Parah Bagikan Sembako Dari Dalam Mobil?

JUMAT, 22 MEI 2020 | 16:58 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF-Ulama) menyayangkan sikap petugas check point di Surabaya yang terkesan mempermalukan Habib Umar Assegaf.

Hal itu disampaikan oleh Ketua GNPF-Ulama, Ustaz Yusuf Martak usai melihat video dugaan tindakan kekerasan terhadap Habib Umar Assegaf yang dilakukan oleh oknum Satpol PP Surabaya.

"Bagaimana mau dibilang perlakuan aparat pantas? Habib Umar Assegaf berada di dalam satu mobil dengan keluarganya, apa bedanya bila dibanding dengan dia tinggal di rumah dengan anak istri dan keluarga, toh akan berdekatan, di mana pelanggarannya? Apakah mau disuruh turun keluarganya?" ucap Ustaz Yusuf Martak kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (22/5).


Apalagi kata Yusuf, Habib Umar merupakan seorang tokoh terpandang. Ia tercatat sebagai pengasuh Pondok Pesantren Majelis Roudhatus Salaf.

"Selayaknya dari sejak awal oknum aparat melakukan pendekatan yang santun begitu melihat ulama, kan bisa dilihat dari pakaiannya. Ada kesan pendekatannya kurang santun, bahkan terus menyuruh merekam setiap langkah Habib Umar, orang yang lagi emosi dikerubutin banyak petugas bukannya dibantu ditenangkan malah teriak-teriak disuruh terus merekam sehingga terkesan dipermalukan?" jelas Yusuf.

Bahkan kata Yusuf, masyarakat pun bertanya-tanya dari kejadian tersebut, karena dianggap melakukan pelanggaran terhadap kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Yusuf Martak, menyatakan lebih melanggar mana saat orang berkerumun di pasar, mall dan bahkan saat Presiden Joko Widodo membagikan Sembako di pinggi jalan.

Ia menilai cara Presiden Jokowi membagikan sembako di kawasan PSBB merupakan pelanggaran yang lebih berat dari Habib Umar yang berteriak ke aparat.

"Apakah tidak lebih parah yang bagi-bagi sembako dengan cara melemparkan dari dalam mobil di pinggir jalan yang akhirnya berakibat kerumunan rakyat sambil berlari-lari mengejar dan menyebrang  jalan? Bagaimana dengan pelanggaran mengadakan konser yang tidak ada manfaatnya?" heran Yusuf.

Yusuf pun juga menyinggung soal adanya kerumunan penumpang yang duduk di dalam penerbangan pesawat serta adanya kerumunan penumpang di bandara beberapa saat lalu.

"Apakah mereka disiplin jaga jarak? Yang lebih bahaya dan sangat parah adalah mendatangkan imigran gelap dan TKA dari China dimana sumber awal munculnya virus," terang Yusuf.

Dengan demikian, Yusuf mempertanyakan mata hati pemerintah dan aparat yang dianggap buta terhadap peristiwa pelanggaran tersebut. Yusuf Martak menilai hal itu justru disebabkan oleh kebijakan pemerintah sendiri yang melakukan pelonggaran PSBB.

"Pertanyaan rakyat saat ini di mana mata hati  pemerintah dan aparat? Apakah sudah buta tidak bisa melihat dan tidak punya hati nurani lagi? Terserah bila memang negara ini akan di hancurkan dan diserahkan pada asing," pungkas Yusuf.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya