Berita

Diskusi daring bertajuk 'Makna Reformasi 22 Mei 1998-2020 Di tengah Covid-19: Bersiap Menghadapi New Normal'/RMOL

Politik

Warisan Kolonial Masih Terasa, Ekonomi Pribumi Tetap Tertekan

JUMAT, 22 MEI 2020 | 03:07 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Seiring terjadinya reformasi pada 1998, sedikit banyaknya mengubah tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun, kontekstualisasi kondisi kekinian yang genap 22 tahun silam itu masih menyisakan sejumlah catatan kritis.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon saat mengisi diskusi daring bertajuk 'Makna Reformasi 22 Mei 1998-2020 Di tengah Covid-19: Bersiap Menghadapi New Normal' melakukan telaah kritis sejak zaman kolonial Belanda hingga orde reformasi tentang kondisi ekonomi sosial, bahkan politik yang masih menjadi pekerjaan rumah (PR) bersama bangsa Indonesia.

Fadli Zon mengurai, merujuk buku yang ditulis oleh ekonom sekaligus pengacara asal Belanda, Julius Herman (JH) Boeke terkait ekonomi kolonial dan ekonomi Inlander (ejekan bagi Pribumi oleh kolonial Belanda) seolah masih relevan hingga saat ini. Di mana pada zaman Hindia Belanda kondisi ekonomi kaum pribumi tertekan.

"Menurut saya itu masih ada warisannya. Lihat saja ekonomi pribumi di Indonesia itu masih tertekan. Ada di mayoritas warga Indonesia, tetapi hanya segelintir orang yang menikmati resources. Padahal kan kalau amanat UUD 1945 sudah jelas, harusnya sebesar-besarnya (sumber daya alam untuk) kemakmuran rakyat," kata Fadli Zon, Kamis malam (25/5).

Atas dasar itu, mantan Wakil Ketua DPR RI ini menilai, selain tuntutan reformasi, masih banyak PR besar bangsa Indonesia yang harus diselesaikan dengan mengacu pada pakem konstitusi. Di antaranya soal ekonomi yang secara sistematis akan berdampak pada kehidupan sosial hingga politik.

"Jadi, PR kita sebagai bangsa ini sangat besar. PR kita itu kan harusnya dibawa, diberikan mandat kepada eksekutif untuk menjalankan apa yang menjadi tugas mereka, membawa masyarakat ke arah yang lebih baik. Di samping janji-janjinya, tetapi juga menunaikan juga apa yang tertera di dalam konstitusi kita," bebernya.

"Nah inilah menurut saya ya sekarang ini kita semakin jauh," demikian Fadli Zon.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Misi Dagang ke Maroko Catatkan Transaksi Potensial Rp276 Miliar

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:51

Zita Anjani Bagi-bagi #KopiuntukPalestina di CFD Jakarta

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:41

Bapanas: Perlu Mental Berdikari agar Produk Dalam Negeri Dapat Ditingkatkan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:33

Sadiq Khan dari Partai Buruh Terpilih Kembali Jadi Walikota London

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:22

Studi Privat Dua Hari di Taipei, Perdalam Teknologi Kecantikan Terbaru

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:14

Kekuasaan Terlalu Besar Cenderung Disalahgunakan

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:09

Demi Demokrasi Sehat, PKS Jangan Gabung Prabowo-Gibran

Minggu, 05 Mei 2024 | 09:04

Demonstran Pro-Palestina Lakukan Protes di Acara Wisuda Universitas Michigan

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:57

Presidential Club Patut Diapresiasi

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:37

PKS Tertarik Bedah Ide Prabowo Bentuk Klub Presiden

Minggu, 05 Mei 2024 | 08:11

Selengkapnya