Berita

Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla/Net

Politik

Kritik JK, Din Syamsuddin, Dan Kiai Said Jadi Bukti Komunikasi Politik Pemerintah Buruk

KAMIS, 21 MEI 2020 | 08:25 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Tokoh-tokoh besar mulai melancarkan kritik terhadap kebijakan Presiden Joko Widodo yang dinilai membingungkan di saat pandemik Covid-19.

Kritik tersebut baru-baru ini disampaikan oleh mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK), Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin, dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Said Aqil Siradj.

Analis politik Universitas Islam Indonesia (UII), Geradi Yudhistira menilai kritikan yang disampaikan tokoh-tokoh besar tersebut membuktikan bahwa pemerintahan Jokowi tidak memiliki sebuah komunikasi politik yang bagus.

"Bisa kita nilai sebagai sesuatu yang membuktikan bahwa pemerintah ini tidak memiliki sebuah komunikasi politik yang bagus, yang menenangkan," ucap Geradi Yudhistira kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (21/5).

Hal itu terjadi karena setiap pernyataan yang disampaikan oleh Presiden Jokowi maupun pernyataan yang disampaikan oleh pada pembantunya Jokowi di kabinet selalu menimbulkan multitafsir.

Menurutnya, selalu ada sayap di dalam pernyataan. Ruang intepretasi penafsiran yang multitafsir terbuka lebar di balik pernyataan pemerintah.

“Kita tidak pernah tahu apa yang dimaksud dengan kata berdamai. Tapi bagi saya, bagi Pak JK, bagi teman-teman, bagi juga masyarakat warga negara Indonesia yang mendengar itu otomatis pemikirannya atau jalan logikanya adalah kita harus merangkul corona dan kita harus memandang corona sebagai bagian dari hidup kita," jelas Geradi.

Hal tersebut merupakan tanda kelemahan komunikasi Presiden Jokowi yang kerap kali berubah-ubah. Berapa kali presiden dan jajarannya menteri-menterinya menyatakan A di hari tertentu, kemudian di lain hari dibantah atau diluruskan kolega sendiri.

Dengan demikian, kata Geradi, akibat dari itu semua akan menimbulkan distrust atau ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Jokowi.

"Ini berulang kali terjadi sehingga yang terjadi adalah distrust dan ini buruk sekali menurut saya. Distrust ini kalau sudah terjadi, atau ketidakpercayaan ini buruk sekali terhadap pemerintah," pungkas Geradi.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Terobosan Baru, Jaringan 6G Punya Kecepatan hingga 100 Gbps

Selasa, 07 Mei 2024 | 12:05

172 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina Kutuk Israel

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:54

Usai Terapkan Aturan Baru, Barang Kiriman TKI yang Tertahan di Bea Cukai Bisa Diambil

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:37

MK Dalami Pemecatan 13 Panitia Pemilihan Distrik di Puncak Papua ke Bawaslu dan KPU

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:29

Tentara AS dan Pacarnya Ditahan Otoritas Rusia

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:18

Kuasa Pemohon dan Terkait Sama, Hakim Arsul: Derbi PHPU Seperti MU dan City

Selasa, 07 Mei 2024 | 11:11

Duet PDIP-PSI Bisa Saja Usung Tri Risma-Grace Natalie di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:56

Bea Cukai Bantah Sewa Influencer untuk Jadi Buzzer

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:37

Pansel Belum Terbentuk, Yenti: Niat Memperkuat KPK Gak Sih?

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:35

Polri: Gembong Narkoba Fredy Pratama Kehabisan Modal

Selasa, 07 Mei 2024 | 10:08

Selengkapnya