Berita

Tangkapan layar acara Indonesia Moving Forward di Youtube

Bisnis

Erick Ungkapkan Dari 142 BUMN, 68 Persennya Harus Dikonsolidasi

RABU, 20 MEI 2020 | 17:03 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Banyaknya perusahaan plat merah yang tumpang tindih aktivitasnya menjadi fokus Kementerian Badan Usaha Milik Negara untuk merapihkan dan mengoptimalkan manfaatnya.

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan dari total 142 BUMN, sebanyak 9,1 persen yang tergolong potensial untuk dipertahankan dan dikembangkan dan sebanyak 6,3 persen yang harus dilakukan transformasi.

"Sementara ada sebanyak 68 persen yang harus dikonsolidasi, dan 8,2 persen yang harus diarahkan untuk pelayanan publik, serta 8,2 persen sisanya didivestasi atau merger," urai Erick dalam diskusi virtual "Indonesia Moving Forward", yang ditayangkan di YouTube,  Rabu (20/5).


Perubahan manajemen perusahaan BUMN  diperlukan agar lebih efektif dan efisien dalam menjalankan operasional bisnisnya sehingga bisa menghasilkan laba yang optimal. Sehingga kontribusi BUMN terhadap negara akan lebih besar.

Ia juga menyampaikan sebagain kecil BUMN itu akan ditutup.

"BUMN harus kita perbaiki sebab ujungnya harus memberikan dividen ke negara sebesar-besarnya. Sebab dengan adanya Covid-19, ada banyak kinerja BUMN yang tergerus. Tahun depan, kalau ada BUMN 50 persen saja bisa setor dividen, alhamdulillah," kata Erick.

BUMN yang sistem bisnis dan manajemennya tumpang tindih antara lain PT Biofarma (Persero), PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF) dan PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF). Beberapa lini binis dari tiga BUMN ini saling tabrakan.

"Padahal seharusnya ketiga BUMN ini saling mendukung dalam hal rantai distribusi dan produksi yang saling melengkapi. Dalam praktiknya, ternyata ketiga BUMN ini sebagian memproduksi produk yang sama," ujar Erick.

Diharapkan KAEF fokus pada produksi produk obat kimia dan alat kesahatan, kemudian INAF diarahkan untuk memproduksi obat-obatan herbal, dan Biofarma diarahkan untuk memproduksi vaksin dan lain sebagainya.

"Pemilahan bisnis produksi ini menjadi solusi agar pangsa pasar dan "kue" ekonomi bisa dibagi dengan proporsional," katanya.

Ritel hanya akan di Kimia Farma (KAEF), jadi semua bisa bersinergi.

"Ini jadi dorongan ke depan bahwa Indonesia harusnya sudah bisa berdikari,"  kata Erick.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya