Berita

Peneliti Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti/RMOL

Politik

Jokowi Inkonsisten Terapkan PSBB, Pengamat: Tampaknya Ada Ketidaksepakatan

SELASA, 19 MEI 2020 | 20:44 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Ketidaksesuaian antara kebijakan yang dikeluarkan pemerintah mengenai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dengan pernyataan Presiden Joko Widodo menjadi pertanyaan yang mengemuka di publik.

Pasalnya, Presiden mengklaim belum melonggarkan PSBB. Tapi nyatanya, ada dua hal yang dilonggarkan. Hal itu bisa dilihat dari Peraturan Pemerintah (PP) 21/2020 tentang PSBB dalam rangka percepatan penanganan Covid-19.

Disebutkan dalam beleid itu bahwa PSBB mengatur seluruh fasilitas transportasi, keramaian, kantor, sekolah dan rumah ibadah sementara waktu ditutup.


Namun nyatanya pemerintah telah memberikan keleluasaan kepada masyarakat usia 45 tahun ke bawah untuk beraktivitas di luar rumah. Selain itu, akses transportasi publik untuk hal-hal yang bersifat umum juga telah dibuka.

Melihat hal ini, Pengamat Politik dari Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti menilai, ada ketidaksepakatan di dalam internal pemerintahan, yang menyebabkan pernyataan Jokowi tidak sesuai dengan pelonggaran PSBB yang sebenarnya telah terjadi.

"Memang, jika dilihat nampaknya ada tarik menarik yang cukup alot antara anggota kabinet, khususnya yang berada di jajaran perdagangan dan ekonomi, dengan gugus tugas percepatan penanganan Covid-19," ujar Ray Rangkuti saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (19/5).

Gugas Nasional menurut Ray Rangkuti terkesan keberatan dengan berbagai kebijakan anggota kabinet akhir-akhir ini.

"Sekalipun mereka tidak dapat serta merta menolaknya. Tapi dari berbagai pernyataan mereka di publik, memperlihatkan adanya sikap yang terlihat berbeda antara gugus tugas dengan anggota kabinet," sambungnya.

Lulusan ilmu politik Universitas Syarif Hidayatullah UIN Jakarta ini memberikan permisalan. Ketidaksepakatan Gugas Nasional bisa dilihay dari kebijakan pelonggaran transportasi.

"Mudik dengan pulang kampung misalnya. Serta terakhir wacana new normal yang disebut gugus tugas bukan ide mereka," terang Ray Rangkuti.

"Kesan itu yang kita tangkap. Maka presiden menegaskan tidak ada pelonggaran PSBB. Satu pernyataan yang nampaknya tidak faktual di lapangan," pungkasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya