Berita

Tangkapan layar mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat diskusi daring yang digelar Universitas Indonesia (UI)/RMOL

Politik

Jusuf Kalla: Jangan Coba-coba Longgarkan PSBB, Korbannya Pasti Banyak!

SELASA, 19 MEI 2020 | 11:57 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Rencana Presiden Joko Widodo yang ingin melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ditanggapi eks Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla.

Dalam acara diskusi daring yang digelar Universitas Indonesia (UI), Jusuf Kalla mengingatkan Jokowi dan jajaran tentang dampak dari pelonggaran PSBB.

Dia menegaskan bahwa virus corona baru atau Covid-19 memiliki pola penularan yang begitu cepat dan terjadi karena interkasi antar manusia. Maka itu, JK mewanti-wanti agar pelonggaran PSBB tidak dicoba-coba.

"Boleh saja (dilakukan pelonggaran PSBB) tapi korbannya banyak, kematian lagi. Kalau korban materi mungkin bisa diganti. Kalau kematian jiwa bagaimana? Jadi jangan coba-coba. Karena korbannya banyak, pasti," tegas mantan wapres dua periode itu, Selasa (19/5).

Lebih lanjut, politisi senior Partai Golkar ini mencontohkan salah satu negara yang menangani Covid-19 tanpa menerapkan pembatasan sosial atau lockdown.

"Apa yang dilakukan Swedia misalnya. Dia tidak melakukan lockdown, tingkat kematian Swedia 5 kali lipat dibanding negara lain disekitarnya," tegas JK.

Bahkan secara konseptual, penerapan kebijakan yang diterapkan di Swedia adalah herd immunity atau upaya menghentikan laju penyebaran virus dengan cara membiarkan imunitas alami tubuh.

Menurutnya, rencana pelonggaran PSBB yang akan dilakukan pemerintah pun mirip-mirip dengan apa yang dilakukan Swedia. Sehingga JK bersikeras memperingatkan dan mengingatkan Jokowi berserta jajarannya.

"Korbannya pasti banyak akibat ingin mencoba herd immunity itu. Apakah kita mau memilih itu? Jangan. Negara apa yang mau seperti itu. Dan itu tidak dianjurkan oleh WHO atau lembaga apapun. Itu hanya coba-coba," tegas JK.

"Dan itu belum pasti lagi imun, bisa saja mati orangnya. Karena kan virus ini ganas dan tidak pilih siapa (yang ditularkan)," tambahnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya