Berita

Eks Menteri Pendayagunaan BUMN, Tanri Abeng/Net

Politik

Tanri Abeng: Covid Krisis Kesehatan Yang Lahirkan Krisis Ekonomi, Jadi Manajemennya Harus Berpola Krisis!

SENIN, 18 MEI 2020 | 14:21 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Persoalan kesehatan yang melanda dunia berupa pandemik virus corona baru atau Covid-19 membuat dampak beruntun hingga ke sendi-sendi perekonomi banyak negara di dunia.   

Salah seorang menteri di era orde baru, yakni Menteri Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Tanri Abeng menyatakan hal serupa dalam sebuah diskusi daring pagi tadi.

"Saya memandang covid ini krisis (kesehatan), kemudian melahirkan krisis ekonomi. Jadi manajemennya harus berpola krisis," ujar Tanri Abeng dalam diskusi daring LP3ES ini yang bertajuk 'Mobilisasi Kekuatan Sumberdaya BUMN Dimasa Pandemi Covid-19', Senin (18/5).


Lebih lanjut, Tanri Abeng mengingatkan terkait pola penanganan krisis moneter yang peenah terjadi pada tahun 1998, pada masa era kepemimpinan Presiden RI ke-2 Soeharto.

Saat itu, ia mengungkapkan, Soeharto dan jajaran menterinya belum menyadari bahwa krisis financial terjadi, dengan diawali depresiasi mata uang Thailand pada Mei 1997.

"Kemudian pada bulan Juli 1997, Menteri Keuangan kita saat itu mengatakan dari Hongkong, jangan khawatir dengan krisis, fundamental ekonomi kita kuat," Tanri Abeng bercerita.

Namun selang beberapa bulan, tepatnya pada bulan Desember kenyataan berkata lain. Indonesia mulai mengalami krisis ekonomi, yang mulanya terjadi depresiasi nilai tukar rupiah teehadap dolar Amerika Serikat, dari Rp 2.400 per dolar menjadi Rp 4.800 per dollar.

"Bahkan pada bulan Januari sudah terdepresiasi menjadi Rp 10.300. Nah apa yang ingin saya katakan disini? Bahwa terkadang kita tidak sadar sedang krisis," ucapnya.

Pada saat itulah, lanjut Tanri Abeng, Soeharto sebagai presiden menyadari Indonesia dalam kondisi krisis. Kemudian, mantan Panglima TNI itu langsung mengmabil langkah-langkah mengatasi krisis itu.

"Yang diambil adalah 10 Januari 1998, itu IMF datang dan menadatangani kesepakatan dengan Pak Harto. Waktu itu ada stand by loan 43 miliar dolar (Amerika Serikat)," beber Tanri Abeng.

"Tapi pada hari yang sama Pak Harto membentuk dewan, dewan krisis yang namanya dewan pemantapan ketahanan ekonomi dan keuangan. Diisi oleh 5 menteri ekonomi, ditambah penasehat presiden," pungkasnya.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya