Berita

Direktur Jendral Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani saat memberikan keterangan pers di Graha BNPB/Ist

Politik

Mengaku Kesulitan, Pemerintah Lebih Memilih Duplikasi Data Dibanding Ada Yang Tak Kebagian Bansos

SABTU, 16 MEI 2020 | 01:45 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Distribusi bantuan sosial dari pemerintah pusat untuk masyarakat terdampak virus corona baru atau Covid-19 memiliki persoalan di ranah pendataan penerima.

Direktur Jendral Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani mengakui, pihaknya kesulitan untuk mendapatkan data penerima bansoa secara tepat sasaran.

"Yang menjadi tantangan kita saat ini adalah dengan banyaknya program perlindungan sosial. Kalau kita ketahui, memang masih ada kelemahan-kelemahan, misalnya targetnya tidak tepat sasaran dan juga duplikasi," ucap Askolani dalam jumpa pers di Gedung Graha BNPB, Matraman, Jakarta Timur, Jumat (15/5).


Namun begitu, Askolani menyatakan pihaknya terus berkoordinasi dengan sejumlah kementerian dan lembaga terkait untuk memperbaiki pendataan penerima bansos.

"Semua tantangan dan kondisi yang dihadapi pemerintah terus diperbaiki dari pengalokasian dan dana perlindungan sosial masyarakat," ucapnya.

Lebih lanjut, pemerintah akan tetap memastikan masyarakat yang terdampak Covid-19 mendapatkan program-program bansos, yang disusun dalam bentuk jaring pengaman sosial atau social safty net.

Oleh karena itu, Askolani menyebutkan pemerintah lebih memilih adanya duplikasi data, ketimbang ada masyarakat yang tidak kebagian bansos yang sudah dialokasikan, khususnya untuk penaganan ekonomi atas dampak Covid-19.

"Pemerintah berpendapat bahwa lebih baik kita mengarahkan untuk terjadi duplikasi (data) daripada masyarakat yang harusnya mendapatkan tidak mendapatkan," ujarnya.  

"Kelemahan yang dihadapi di pemberian tahapan awal terus diperbaiki dengan memperbaiki data-data penerima bantuan sosial. Kolaborasi dari daerah ke pusat menjadi kunci untuk memperbaiki ini," demikian Askolani.

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya