Berita

Presiden Iran, Hassan Rouhani dan Presiden China, Xi Jinping/Net

Dunia

China: AS Tak Punya Hak Untuk Perpanjang Embargo Senjata Iran

JUMAT, 15 MEI 2020 | 12:30 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pertikaian Amerika Serikat dan China kian meluas dan seakan menciptakan dua kubu. Lantaran kali ini, China membela Iran atas upaya AS yang ingin memperpanjang embargo senjata PBB terhadap Teheran.

Misi China untuk PBB pada Kamis (14/5) mengatakan, AS tidak memiliki hak untuk memperpanjang embargo senjata PBB terhadap Iran karena sudah menarik diri dari kesepakatan nuklir (JCPOA) pada 2018.

"AS gagal memenuhi kewajibannya berdasarkan Resolusi 2231 dengan menarik diri #JCPOA. Ia tidak memiliki hak untuk memperpanjang embargo senjata terhadap Iran, apalagi memicu snapback. Mempertahankan JCPOA adalah satu-satunya cara yang tepat untuk bergerak maju," cuit misi China seperti dikutip CGTN.

Pernyataan misi China tersebut merujuk pada ancaman AS untuk mengembalikan semua sanksi Iran di Dewan Keamanan PBB. Di mana Utusan Khusus AS untuk Iran, Brian Hook, secara terbuka mengonfirmasi strategi snapback AS tersebut pada Rabu (13/5).

Seorang pejabat AS yang tidak diidentifikasi pun mengatakan AS sudah memberitahu Inggris, Prancis, dan Jerman rencana tersebut.

Embargo senjata terhadap Iran sendiri akan berakhir pada Oktober, sesuai dengan kesepakatan JCPOA yang ditandatangani pada 2015 dengan AS, Rusia, China, Jerman, Inggris, dan Prancis, yang bertujuan untuk mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir.

Menurut Hook, AS sudah menyusun draft resolusi DK PBB untuk memperpanjang embargo senjata Iran. Namun untuk bisa diadopsi, draft tersebut memerlukan sembilan suara dari 15 anggota DK PBB, di mana lima anggota tetap, yaitu Rusia, China, AS, Prancis, dan Inggris, tidak mengajukan veto.

Terkait hal tersebut, Rusia dan China tampaknya sudah mengisyaratkan penolakannya untuk memperpanjang embargo senjata Iran.

"Ini konyol. Mereka bukan anggota, mereka tidak punya hak untuk memberi dorongan," ujar Dutabesar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia.

Di sisi lain, Iran sendiri memperingatkan bahwa kesepakatan nuklir akan mati selamanya jika embargo senjata terhadap dirinya diperpanjang.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya