Berita

Pengusaha muda, Raja Sapta Oktohari/Net

Hukum

Lapor Balik, Pengacara RSO Berharap Polisi Segera Panggil Terduga Pencemaran Nama Baik

JUMAT, 15 MEI 2020 | 00:22 WIB | LAPORAN: AHMAD KIFLAN WAKIK

Pengusaha muda Raja Sapta Oktohari (RSO) telah melaporkan balik para pelapornya ke Polda Metro Jaya. Laporan telah dilayangkan pada Jumat lalu (10/4) dan sudah diterima dengan nomor LP/2257/VI/YAN.25/2020 SPKT PMJ.

"Kami sudah melaporkan pihak-pihak yang telah mencemarkan nama baik klien kami," kata kuasa hukum RSO, Welfrid Silalahi kepada wartawan, Kamis (14/5).

Dalam laporannya, RSO melaporkan dugaan pencemaran nama baik dirinya melalui media elektronik. Para terlapor diduga melanggar Pasal 27 ayat (3) Jo Pasal 45 (3) UU 19/2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

Welfrid menjelaskan, para terlapor dalam kasus ini, masih dalam penyelidikan.

"Tapi ini sudah mengarah kepada beberapa orang. Tunggu saja," imbuhnya.

RSO sebelumnya dilaporkan ke Polda Metro Jaya atas dugaan penipuan dan tindak pidana perbankan dan pasar modal.

Pelaporan ini merupakan buntut kisruh investasi di PT Mahkota Properti Indo Senayan (PT MPIS) dan PT Mahkota Properti Indo Permata (PT MPIP) yang sedang dalam penyelesaian melalui jalur perdata di Pengadilan Niaga.

"Ada motif lain di balik pelaporan itu. Soalnya pelaporan itu disebarkan ke media sosial dan grup-grup WA. Ini apa motifnya kalau bukan untuk mencemarkan nama baik klien kami," tegasnya.

Pihaknya bahkan telah mengendus adanya tindakan lain untuk terus menyudutkan kliennya dengan menyebarluaskan fitnah. Untuk itu Welfrid menegaskan bahwa segala bentuk penyebaran fitnah bakal ditindaklanjuti ke ranah hukum.

Ditegaskan, urusan PT MPIP dan MPIS itu adalah urusan korporasi, bukan individu.

"Tolong bedakan antara urusan korporasi dengan pribadi. Kenapa jadi menyerang individu ke Pak RSO. Ini digiring ke sana," sesal Welfrid.

"Jangan mencari popularitas. Kita kan harus menghormati azas praduga tidak bersalah dengan mengikuti aturan hukum yang berlaku di negara ini," tambahnya.

Saat ini pihak perusahaan tengah mengupayakan penyelesaian kewajiban dengan skema restrukturisasi. Skema ini sudah sejak awal disosialisasikan kepada para investor lewat roadshow perusahaan ke berbagai kota di Indonesia.

Menurutnya, paparan resktrukturisasi tersebut secara umum memperoleh tanggapan positif dari para investor. Skema yang ditawarkan dianggap merupakan solusi terbaik bagi kedua belah pihak.

"Skema ini hampir memenuhi kesepakatan dengan semua pihak," klaimnya.

Tapi di tengah upaya itu, muncul oknum-oknum yang  memperkeruh suasana. Tak hanya menyerang perusahaan, tapi juga RSO secara pribadi.

Welfrid pun meminta kepolisian segera memproses laporan tersebut dengan memanggil pihak-pihak yang terkait dengan persoalan itu.

"Kami minta semua yang terkait atau mewakili dipanggil agar bisa mengumpulkan semua bukti-bukti," pintanya.

Dengan begitu, duduk persoalan kasus ini akan menjadi terbuka. "Apakah selama ini mereka tidak pernah dapat keuntungan atau pencairan sama sekali, nanti bisa terungkap dalam pemeriksaan penyidik sehingga semuanya transparan," tuturnya.

Beberapa investor, lanjut Welfrid, turut menyayangkan adanya pihak yang memperkeruh suasana yang bisa menghambat proses penyelesaian pembayaran yang sedang ditempuh oleh perusahaan.

"Apa untungnya kalau ini dibawa ke ranah pidana? Yang ada malah nanti makin susah menyelesaikan permasalahan pelunasan kewajiban ini. Selama ini RSO memilih diam karena ingin menyelamatkan investor," ucapnya.

Welfrid meminta para investor untuk mengedepankan skema restrukturisasi yang selama ini sudah disosialisasikan  PT MPIS dan PT MPIP.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Bentuk Unit Khusus Pidana Ketenagakerjaan, Lemkapi sebut Kapolri Visioner

Kamis, 02 Mei 2024 | 22:05

KPK Sita Bakal Pabrik Sawit Diduga Milik Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 21:24

Rakor POM TNI-Polri

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:57

Semarak Hari Kartini, Srikandi BUMN Gelar Edukasi Investasi Properti

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:50

KPK Sita Kantor Nasdem Imbas Kasus Bupati Labuhanbatu

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:46

Sesuai UU Otsus, OAP adalah Pribumi Pemilik Pulau Papua

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:33

Danone Indonesia Raih 3 Penghargaan pada Global CSR dan ESG Summit 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:21

Pabrik Narkoba di Bogor Terungkap, Polisi Tetapkan 5 Tersangka

Kamis, 02 Mei 2024 | 20:15

Ahmed Zaki Harap Bisa Bermitra dengan PKB di Pilgub Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:50

PP Pemuda Muhammadiyah Gelar Tasyakuran Milad Songsong Indonesia Emas

Kamis, 02 Mei 2024 | 19:36

Selengkapnya