Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Selain Pandemik Covid-19, WHO: Krisis Kesehatan Mental Juga Harus Jadi Prioritas Yang Harus Segera Ditangani

KAMIS, 14 MEI 2020 | 12:56 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pandemik Covid-19 telah memicu krisis kesehatan mental baru. Ketakutan akan kematian, rasa terisolasi, kemiskinan, hingga kegelisahan meningkat seiring dengan menyebarnya virus corona baru.

"Isolasi, ketakutan, ketidakpastian, kekacauan ekonomi, mereka semua menyebabkan atau dapat menyebabkan tekanan psikologis," ujar Direktur Departemen Kesehatan Mental Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Devora Kestel pada Kamis (14/5).

Dari laporan PBB, Kestel mengatakan, kemungkinan akan terjadi lonjakan jumlah dan tingkat penyakit mental. Oleh karena itu, ia mengatakan, pemerintah juga harus menempatkan kesehatan mental menjadi bagian dari tanggapan Covid-19.


"Kesehatan mental dan kesejahteraan seluruh masyarakat telah sangat dipengaruhi oleh krisis ini dan merupakan prioritas yang harus segera diatasi," papar Kestel seperti dimuat Reuters.

Laporan PBB menyoroti beberapa bagian masyarakat cukup rentan terhadap tekanan mental. Termasuk anak-anak dan remaja yang terisolasi dari teman dan sekolah hingga para petugas medis yang setiap harinya melihat ribuan pasien terinfeksi dan meninggal dunia.

Berdasarkan hasil survei dan studi, para psikolog mengatakan, di beberapa negara, peningkatan depresi dan kecemasan sudah mulai terlihat pada anak-anak.

Kondisi kesehatan mental juga diperburuk dan memperburuk kekerasan dalam rumah tangga. Para petugas medis juga sudah melaporkan kebutuhan akan dukungan psikologis.

Dari wawancara yang dilakukan Reuters pada pekan lalu dengan dokter dan perawat di Amerika Serikat, beberapa dari mereka dan koleganya sudah mengalami kombinasi panik, kecemasan, kesedihan, mati rasa, lekas marah, susah tidur, susah tidur, dan mimpi buruk.

Di luar sektor kesehatan, laporan WHO menyebutkan banyak orang yang tertekan oleh dampak kesehatan langsung dan konsekuensi dari isolasi fisik. Sementara banyak lainnya yang takut akan infeksi, sekarat, dan kehilangan anggota keluarga.

Kekacauan ekonomi yang membuat jutaan orang kehilangan mata pencaharian juga memicu tekanan psikologis. Rumor dan informasi palsu mengenai pandemik juga memperburuk kecemasan dan putus asa dalam masyarakat.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Bangunan di Jakarta Bakal Diaudit Cegah Kebakaran Maut Terulang

Senin, 29 Desember 2025 | 20:13

Drama Tunggal Ika Teater Lencana Suguhkan Kisah-kisah Reflektif

Senin, 29 Desember 2025 | 19:53

Ribuan Petugas Diturunkan Jaga Kebersihan saat Malam Tahun Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 19:43

Markus di Kejari Kabupaten Bekasi Mangkir Panggilan KPK

Senin, 29 Desember 2025 | 19:35

DPP Golkar Ungkap Pertemuan Bahlil, Zulhas, Cak Imin, dan Dasco

Senin, 29 Desember 2025 | 19:25

Romo Mudji Tutup Usia, PDIP Kehilangan Pemikir Kritis

Senin, 29 Desember 2025 | 19:22

Kemenkop Perkuat Peran BA dalam Sukseskan Kopdes Merah Putih

Senin, 29 Desember 2025 | 19:15

Menu MBG untuk Ibu dan Balita Harus Utamakan Pangan Lokal

Senin, 29 Desember 2025 | 19:08

Wakapolri Groundbreaking 436 SPPG Serentak di Seluruh Indonesia

Senin, 29 Desember 2025 | 19:04

Program Sekolah Rakyat Harus Terus Dikawal Agar Tepat Sasaran

Senin, 29 Desember 2025 | 18:57

Selengkapnya