Presiden Prancis, Emmanuel Macron dan Presiden China, XI Jinping/Net
Prancis tampaknya tidak mengindahkan peringatan China mengenai penjualan senjata ke Taiwan. Alih-alih menanggapi peringatan tersebut, Prancis mengatakan saat ini semua pihak harus fokus menangani Covid-19.
Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri China memperingatkan Prancis mengenai kontrak dengan Taiwan yang berencana untuk membeli senjata sebagai bagian dari peningkatan armada kapal perang Prancis yang sudah dibeli Taiwan 30 tahun lalu.
Menurut China, penjualan senjata ke Taiwan terlalu sensitif dan tidak sesuai dengan prinsip "Satu China".
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan, kontrak tersebut sesuai dengan kebijakan "Satu China" yang telah disepakati dengan Beijing pada 1994. Kemlu juga meminta agar China fokus terlebih dulu dalam penanganan Covid-19.
"Dalam konteks ini, Prancis menghormati komitmen kontraktual yang dibuat dengannya dengan Taiwan dan tidak mengubah posisinya sejak 1994," ujar Kemlu Pracis dalam pernyataan pada Rabu (13/5) yang dikutip
CNA.
"Menghadapi krisis Covid-19, semua perhatian dan upaya kita harus difokuskan pada upaya memerangi pandemik," lanjut pernyataan tersebut.
Bagi Prancis, waktu yang digunakan oleh China untuk mempersoalkan kontrak cukup aneh, yaitu ketika Paris telah memesan jutaan masker dari China untuk menangani pandemik.
Bulan lalu, Kemlu Prancis juga memanggil Dutabesar China yang telah mengkritik penanganan Covid-19 oleh Barat.
Dalam sistem pertahanan Taiwan, sebagian besar senjata merupakan buatan Amerika Serikat. Namun pada 1991, Prancis menjual enam frigate ke Taiwan. Setahun setelahnya, Prancis juga menjual 60 jet tempur Mirage.
Taiwan mengatakan pada bulan lalu mereka sedang berusaha membeli peralatan dari Perancis untuk meningkatkan sistem gangguan rudal kapal.
Di Beijing, juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian mengatakan China dengan tegas menentang penjualan senjata ke Taiwan.
"Kami telah menyatakan keprihatinan serius kami kepada Prancis. Kami kembali mendesak pihak Prancis untuk mematuhi satu prinsip "Satu China" dan menarik rencana penjualan senjata ke Taiwan untuk menghindari merugikan hubungan China-Prancis," ujarnya.