Berita

Dinas Sosial Kabupaten Garut mengaku tak tahu menahu soal bantuan telur dari Gubernur Jabar/Net

Nusantara

Soal Telur Bantuan Gubernur Jabar Yang Terancam Busuk, Dinsos Garut: Kami Tak Terlibat

SENIN, 11 MEI 2020 | 15:22 WIB | LAPORAN: AGUS DWI

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Garut, Ade Hendarsyah, mengaku tidak mengetahui adanya ratusan kilogram telur bantuan Gubernur Jabar yang berpotensi busuk di gudang Bulog Garut.

Menurutnya, Pemkab Garut, dalam hal ini Dinsos, sama sekali tidak terlibat dalam penyediaan dan pendistribusian bantuan dari Gubernur Jabar tersebut.

“Pendistribusian bantuan gubernur dilakukan oleh Bulog bekerja sama dengan PT Pos Indonesia. Dinsos sama sekali tidak dilibatkan baik dalam pengadaan maupun pendistribusian bantuan, sehingga kami tidak tahu apakah benar ada ratusan kilo telur yang (terancam) busuk atau tidak,” ujar Ade, Senin (11/5), dikutip Kantor Berita RMOLJabar.


Ditambahkan Ade, pihaknya paling hanya diminta untuk memberikan masukan data Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang akan mendapatkan bantuan tersebut.

Namun, berdasarkan informasi pihak PT Pos Indonesia, di Garut ada 47 ribu lebih warga yang akan menerima bantuan berdasarkan data dari provinsi.

Diakui Ade, pihaknya telah mewanti-wanti agar PT Pos terlebih dahulu melakukan pemadanan data KPM sebelum mendistribusikan bantuan dari gubernur. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan antara data yang dimilikinya dengan data yang dari provinsi.

Setelah dilihat, dalam data KPM dari provinsi ternyata masih ada masyarakat yang telah mendpatkan bantuan program reguler seperti BPNT dan PKH yang kembali mendapatkan bantuan gubernur.

Selain itu, ada juga warga yang sudah meninggal dan yang tidak ada di tempat juga masih masuk dalam daftar KPM.

Sesuai fungsi, tutur Ade, pihaknya sudah memberikan masukan terkait adanya KPM yang sudah mendapatkan program bantuan reguler seperti BPNT dan PKH melalui surat resmi.

Namun yang menentukan tetap dari provinsi sehingga pihaknya kembali mengingatkan agar terlebih dahulu dilakukan pemadanan data.

“Kita sudah mewanti-wanti pihak PT Pos sebagai penyalur bantuan agar terlebih dahulu melakukan pemadanan data lagi. Hal ini agar tidak ada warga yang double mendapatkan bantuan atau tumpang tindih, karena saya lihat masih banyak yang telah mendapatkan bantuan BPNT dan PKH tapi masih ada dalam daftar penerima bantuan gubernur,” katanya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya