Berita

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden China, Xi Jinping/Net

Bisnis

Kerap Berseteru Di Saat Krisis Covid-19, FDI China Di AS Merosot Drastis

SENIN, 11 MEI 2020 | 13:31 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Ketegangan antara Amerika Serikat dan China di tengah pandemik Covid-19 membuat foreign direct investment (FDI) atau investasi langsung dari China ke AS merosot ke level terendah sejak 2009.

Dari laporan perusahaan riset, Rhodium Group dan Komite Nasional Hubungan AS-China, kesepakatan perang dagang Fase 1 yang ditandatangani pada Januari tidak memberikan efek positif terhadap pertumbuhan ekonomi kedua negara. Apalagi negeri tirai bambu dan Paman Sam tersebut tengah berseteru atas penanganan wabah Covid-19.

Dimuat CNA, data awal menunjukkan penurunan signifikan terjadi dalam FDI China ke AS pada bulan-bulan pertama 2020. Di mana hanya FDI China ke AS pada kuartal pertama 2020 hanya 200 juta dolar AS, jauh dari 2 miliar dolar AS pada tahun sebelumnya.

Sebaliknya, FDI AS ke China hanya mengalami sedikit penurunan dari rata-rata kuartal tahun lalu. Di mana perusahaan-perusahaan AS mengumumkan proyek FDI baru senilai 2,3 miliar dolar AS di China pada kuartal pertama 2020.

Menurut laporan tersebut, perusahaan-perusahaan AS tampaknya tidak mempertimbangkan secara signifikan untuk mengurangi jejak China.

Padahal, dengan adanya pandemik Covid-19, rantai pasokan global rapuh karena berfokus di China yang seharusnya dapat mendorong perusahaan-perusahaan AS untuk mengeluarkan manufaktur dari China.

Pada 2019, investasi AS ke China tumbuh sedikit menjadi 14 miliar dolar AS, dengan arus dua arah mendatar setelah penurunan besar dalam dua tahun sebelumnya. Sementara investasi China di AS turun menjadi 5 miliar dolar AS pada tahun yang sama dari 5,4 miliar dolar AS pada tahun sebelumnya.

Dari laporan tersebut diungkapkan, pandemik Covid-19 bisa menjadi peluang bagi AS dan China untuk bekerja sama. Namun, persaingan politik terus membebani hal tersebut.

Selain itu, laporan tersebut juga menyebutkan, kampanye kepresidenan AS dapat meningkatkan risiko serangan balik terhadap investasi China.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya