Berita

Tangkapan layar: Menko Luhut saat acara Bincang Khusus yang disiarkan RRI lewat tayangan YouTube official

Politik

Covid-19, Ekonomi Indonesia Masih Terjaga, Luhut: Tidak Boleh Bergembira Saja, Jika Penanganan Tidak Berimbang Akan Bahaya

SENIN, 11 MEI 2020 | 08:55 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pemerintah tengah berusaha menghentikan penyebaran Covid-19, termasuk juga di antaranya upaya penyelamatan ekonomi. Namun begitu, saat ini beberapa wilayah sedang melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang mau tidak mau berimbas pada perekonomian masyarakat.

Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, saat ini global ekonomi dunia menurun, begitu juga dengan Indonesia. Namun, menurutnya, dari berbagai sumber institusi ekonomi dunia, Indonesia masih dikategorikan termasuk dalam 'Tiga Ekonomi Asia' yang masih tumbuh. Tiga ekonomi Asia yang dimaksud adalah Indonesia 0,5 persen, India 1,9 persen, kemudian China sekitar dua persen.

"Jadi sebenarnya kita masih dalam posisi yang cukup bagus, tapi kita tidak boleh bergembira saja. Karena, kalau kita tidak mau menangani Covid-19 ini dan menangani ekonomi secara berimbang itu akan berbahaya," ujar Luhut dalam wawancara Bincang Khusus yang disiarkan RRI, Minggu (10/5).

"Kemarin sudah diumumkan kuartal pertama ini kita tumbuh 2,97 persen.  Kita berharap triwulan ini ya jangan di bawah nol lah, mungkin bisa dua persen atau 1,18 persen," lanjut Luhut.

Ia berharap wabah Covid-19 bisa bisa dikontrol, sesuai modelling yang telah disusun pemerintah. Pada Minggu ke-3 dan ke-4 Mei beberapa daerah akan mengalami penurunan kasus.

Meski begitu, ia mengatakan itu hanya modelling saja sebab semua berpulang pada disiplin masing-masing.

"Semua masyarakat diimbau harus patuh, tadi itu disebut pakai masker, jaga jarak, kemudian cuci tangan, dan disiplin. Jadi kuncinya harus dipegang, kalau nggak dipegang pemerintah mau bilang apa pun, ya nggak jalan juga."

Luhut mengatakan, kegotongroyongan yang saat ini mulai kendur dan hampir dilupakan, saat ini harus betul-betul ditumbuhkan lagi.

Ketika Presiden Joko Widodo berharap pada Mei ini kasus harus mulai menurun, menurut Luhut, itu kembali kepada masyarakatnya sendiri.

Menurut Luhut, jika semua masyarakat sepakat melaksanakan apa yang menjadi protokoler kesehatan maka bisa saja angka kasus berkurang 60 persen.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Viral Video Mesum Warga Binaan, Kadiv Pemasyarakatan Jateng: Itu Video Lama

Jumat, 19 April 2024 | 21:35

UPDATE

Satgas Judi Online Jangan Hanya Fokus Penegakkan Hukum

Minggu, 28 April 2024 | 08:06

Pekerja Asal Jakarta di Luar Negeri Was-was Kebijakan Penonaktifan NIK

Minggu, 28 April 2024 | 08:01

PSI Yakini Ekonomi Indonesia Stabil di Tengah Keriuhan Pilkada

Minggu, 28 April 2024 | 07:41

Ganjil Genap di Jakarta Tak Berlaku saat Hari Buruh

Minggu, 28 April 2024 | 07:21

Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan dan Cerah Cerawan

Minggu, 28 April 2024 | 07:11

UU DKJ Beri Wewenang Bamus Betawi Sertifikasi Kebudayaan

Minggu, 28 April 2024 | 07:05

Latihan Evakuasi Medis Udara

Minggu, 28 April 2024 | 06:56

Akibat Amandemen UUD 1945, Kedaulatan Hanya Milik Parpol

Minggu, 28 April 2024 | 06:26

Pangkoarmada I Kunjungi Prajurit Penjaga Pulau Terluar

Minggu, 28 April 2024 | 05:55

Potret Bangsa Pasca-Amandemen UUD 1945

Minggu, 28 April 2024 | 05:35

Selengkapnya