Berita

Topeng kematian Spencer Perceval dalam sebuah pameran Spencer Perceval dan Gereja All Saints di Gunnersbury Park Museum Oktober 2009 - Januari 2010/Net

Histoire

Spencer Perceval Satu-satunya Perdana Menteri Inggris Yang Meninggal Karena Dibunuh

SENIN, 11 MEI 2020 | 06:02 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Catatan sejarah menorehkan sebuah tragedi pembunuhan seorang negawaran Inggris, Spenser Perceval, pada hari ini 208 tahun lalu.

Spencer Perceval menjadi satu-satunya perdana menteri Inggris yang menemui ajalnya dengan cara tragis.
Perceval ditembak di lobi parlemen oleh seorang pria bekas pedagang yang pernah dipenjarakan di Rusia selama 5 tahun.

Ketika itu, Perceval berjalan memasuki gedung parlemen di Westminster, Senin, 11 Mei 1812, pukul 17.15.

Ketika itu, Perceval berjalan memasuki gedung parlemen di Westminster, Senin, 11 Mei 1812, pukul 17.15.

Tiba-tiba saja seorang pria mendekati dan mengeluarkan senjata api dari jas panjangnya. Dalam hitungan detik sebuah tembakan mengenai dada Perceval, membuatnya terhuyung dan jatuh.

“Saya dibunuh,” desahnya sambil memegang dadanya, “Oh, Tuhan!”
Pereval mengerang kesakitan.

Yang mengherankan, pelaku tidak lari. Dia malah kembali ke tempatnya duduk semula, di lobi di dekat perapian, bersamaan dengan munculnya orang-orang yang berusaha menolong Perceval dan membawanya ke ruangan lain.

Perceval terlihat tidak berdaya saat dibawa ke sebuah meja dan dipegangi orang-orang.

Ketika dokter datang, nyawa Perceval tidak bisa diselamatkan lagi. Parceval tewas saat itu akibat peluru yang menerjang tulang rusuknya.

Pelaku, John Bellingham, ditangkap di lokasi yang sama. Terungkap kemudian bahwa John merasa kesal kepada Perceval karena petisinya untuk menuntut kompensasi dari pemerintah ditolak.

Pada eranya, Perceval dianggap sebagai pemimpin yang disukai rakyatnya. Ia mendapat tempat istimewa di hati rakyat Britania Raya. Sosoknya yang dinilai cakap dipilih untuk menduduki kursi perdana menteri sejak 4 Oktober 1909, seperti dikutip dari History Today.

Namun, John merasa jadi korban ketidakadilan pemerintahan Perceval. Ia berharap Pemerintah Inggris di bawah pimpinan PM Spencer Perceval dapat membantunya.

Dalam proses penyelidikan terungkap, John telah menyiapkan saku khusus untuk menyimpan senjata api yang digunakannya untuk membunuh targetnya.

Banyak pihak yang mencurigai John memiliki bekingan yang bisa menyelamatkannya sebab selama diinterogasi dia begitu tenang dan mengakui perbuatannya.

"Saya telah ditolak oleh pemerintah. Saya telah diperlakukan dengan buruk. Mereka semua tahu siapa saya...Saya adalah orang yang paling merasa tidak beruntung di sini dan saya merasa apa yang saya lakukan adalah sebuah kebenaran," ujar John ketika itu.

John Bellingham dinyatakan bersalah dan harus menjalani hukuman gantung.

Pengamat Nick Hall dalam artikel yang dimuat pada laman Independent mengatakan Perceval adalah perdana menteri yang biasa-biasa saja. Dia tidak pernah melakukan hal tertentu yang patut dicatat sebagai pemimpin, dia adalah seorang konservatif.

Sementara beberapa pihak menilai pemerintahan Perceval ditandai oleh oposisi kuat terhadap pandangan-pandangan toleran yang telah menghancurkan para pendahulunya, dan dia adalah salah satu dari sedikit negarawan Inggris dari periode yang terkenal karena intoleransi keagamaannya yang ekstrem.

Perceval yang sebelumnya sempat menjabat sebagai Jaksa Agung Inggris ini adalah bungsu dari sebuah keluarga aristokrat. Ia mengenyam pendidikan di Harrow dan Cambridge.

Perceval mendukung kebijakan perang Inggris melawan Napoleon serta penghapusan perdagangan.

Spencer dimakamkan di Gereja St Luke di Charlton.

Spencer adalah satu-satunya pemimpin yang dibunuh di kantornya sendiri. Namun, setelah wafatnya yang cukup menghebohkan dunia, sejarah Inggris malah begitu cepat melupakannya. Tidak ada peringatan besar baginya.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Puan Harap Korban Banjir Sumatera Peroleh Penanganan Baik

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:10

Bantuan Kemensos Telah Terdistribusikan ke Wilayah Aceh

Sabtu, 06 Desember 2025 | 02:00

Prabowo Bantah Rambo Podium

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:59

Pansus Illegal Logging Dibahas Usai Penanganan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:39

BNN Kirim 2.000 Paket Sembako ke Korban Banjir Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:18

Bahlil Sebut Golkar Bakal Dukung Prabowo di 2029

Sabtu, 06 Desember 2025 | 01:03

Banjir Sumatera jadi Alarm Keras Rawannya Kondisi Ekologis

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:56

UEA Berpeluang Ikuti Langkah Indonesia Kirim Pasukan ke Gaza

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:47

Media Diajak Kawal Transformasi DPR Lewat Berita Berimbang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:18

AMAN Raih Dua Penghargaan di Ajang FIABCI Award 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 00:15

Selengkapnya