Berita

Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Anton Tabah Digdoyo/Net

Politik

Anton Tabah: TKA China Bikin Ekonomi Ambyar, Pemerintah Jangan Mencla-mencle!

MINGGU, 10 MEI 2020 | 21:53 WIB | LAPORAN: DIKI TRIANTO

Ketegasan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menolak rencana kedatangan tenaga kerja asing (TKA) asal China disambut baik oleh dewan pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), Anton Tabah Digdoyo.

Menurut Anton Tabah, keberadaan TKA asal China justru akan memperparah kondisi ekonomi masyarakat Tanah Air yang kini dihantam wabah virus corona (Covid-19).

"TKA China akan timbulkan jumlah pengangguran meningkat, juga ekonomi akan semakin ambyar. Belum lagi rakyat diperketat dengan penutupan moda transportasi dalam negeri, tapi penerbangan dari China terus dibuka. Maunya rezim ini apa?" kata Anton Tabah Digdoyo saat dihubungi redaksi, Minggu (10/5).

Sejauh ini, pengurus pusat MUI ini juga menilai sikap pemerintah Indonesia tak tegas dan kerap kali berubah-ubah dalam menerapkan kebijakan di tengah pandemik Covid-19.

Sebut saja soal awal mula masuknya virus corona. Pemerintah sejak awal ngotot wabah Covid-19 tidak akan masuk ke Indonesia karena iklim di Tanah Air tak cocok dengan karakteristik virus tersebut.

"Semua pihak nilai pemerintah ini mencla-mencle. Sejak awal tak mau jujur bahkan bohong. (sempat menyebut) wabah corona tidak masuk Indonesia dengan argumen yang dibuat-buat. Baru milai Maret, Indonesia akui ada wabah setelah korban berjatuhan," kritiknya.

Ketidakkonsistenann pemerintah makin terlihat saat menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Dalam penerapannya, kata Anton Tabah, seharusnya pemerintah menjamin kebutuhan pokok masyarakat terpenuhi. Namun, jelasnya, yang terjadi tidak demikian.

"Sesuai UU, tanggung jawab pemerintah pusat, bukan Pemda. Ini juga tidak dipenuhi. Apa ini tidak mencla-mencle?" tandasnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya