Berita

Puing pesawat Sukhoi Superjet 100 yang ditemukan di kaki Gunung Salak/Net

Histoire

Delapan Tahun Lalu, Pesawat Sukhoi Superjet-100 Jatuh di Gunung Salak Tewaskan Semua Penumpang

SABTU, 09 MEI 2020 | 11:37 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Hari ini delapan tahun lalu, pesawat Sukhoi Superjet 100 yang sedang melakukan demonstrasi penerbangan menabrak tebing Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Sebelumnya, pesawat ini dinyatakan hilang kontak. Besoknya, bangkai pesawat ditemukan di Gunung Salak pada ketinggian 5.500 meter dari permukaan laut. Posisi pesawat berada di pinggir tebing.

Seluruh penumpang dan awaknya yang berjumlah 45 orang dinyatakan tewas. Sepuluh di antara korban tersebut, merupakan jurnalis dan Warga Negara Asing (WNA).

Sebelum hilang kontak, pilot pesawat sempat mengontak menara pengawas meminta izin menurunkan ketinggian jelajah dari 3 kilometer ke 1,8. Saat itu pesawat diperkirakan ada di atas wilayah Gunung Salak, Jawa Barat.

Berita jatuhnya pesawat yang dipiloti oleh orang Rusia ini menjadi perhatian dunia.

Direktur Eksekutif Komite Disaster Victim Identification (DVI) Indonesia, Kombes Pol. Anton Castilani di Bandara Halim Perdanakusumah Jakarta, ketika itu menyampaikan kepada wartawan bahwa yang ada di pesawat adalah sepuluh WNA yang berasal dari Rusia delapan orang, Amerika dan Perancis, masing-masing satu orang.

Semua korban ditemukan dalam keadaan yang tidak utuh. Hal ini disebabkan karena meledaknya pesawat. Badan pesawat pun pecah. Sebagian puing tersebar mulai dari tebing punggungan gunung hingga dasar jurang.

Selain evakuasi para korban, sebagian anggota Tim SAR Gabungan lainnya juga mencari black box atau kotak hitam yang menyimpan rekaman jejak penerbangan pesawat dan percakapan pilot serta co-pilot.  

Pada hari ke sepuluh, yaitu Jumat 18 Mei 2012, proses evakuasi secara resmi ditutup. Hujan yang mulai turun terus menerus dan kelembaban yang semakin tinggi membuat kondisi medan semakin memburuk.

Proses penyebaran virus penyakit di sekitar lokasi kejadian juga sangat tinggi karena proses pembusukan dari jasad para korban akan mengeluarkan gas dan menghasilkan bakteri yang berbahaya.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

Nyanyian Riza Chalid Penting Mengungkap Pejabat Serakah

Minggu, 09 Maret 2025 | 20:58

Polda Metro Didesak Segera Periksa Pemilik MNC Asia Holding Hary Tanoe

Minggu, 09 Maret 2025 | 18:30

UPDATE

Sinergi Infrastruktur dan Pertahanan Kunci Stabilitas Nasional

Senin, 10 Maret 2025 | 21:36

Indonesia-Vietnam Naikkan Level Hubungan ke Kemitraan Strategis Komprehensif

Senin, 10 Maret 2025 | 21:22

Mendagri Tekan Anggaran PSU Pilkada di Bawah Rp1 Triliun

Senin, 10 Maret 2025 | 21:02

Puji Panglima, Faizal Assegaf: Dikotomi Sipil-Militer Memang Selalu Picu Ketegangan

Senin, 10 Maret 2025 | 20:55

53 Sekolah Rakyat Dibangun, Pemerintah Matangkan Infrastruktur dan Kurikulum

Senin, 10 Maret 2025 | 20:48

PEPABRI Jamin Revisi UU TNI Tak Hidupkan Dwifungsi ABRI

Senin, 10 Maret 2025 | 20:45

Panglima TNI Tegaskan Prajurit Aktif di Jabatan Sipil Harus Mundur atau Pensiun

Senin, 10 Maret 2025 | 20:24

Kopdes Merah Putih Siap Berantas Kemiskinan Ekstrem

Senin, 10 Maret 2025 | 20:19

Menag Masih Pelajari Kasus Pelarangan Ibadah di Bandung

Senin, 10 Maret 2025 | 20:00

Airlangga dan Sekjen Partai Komunis Vietnam Hadiri High-Level Business Dialogue di Jakarta

Senin, 10 Maret 2025 | 19:59

Selengkapnya