Berita

Kamrussamad/Net

Politik

Cetak Uang Baru Ditolak, Gerindra: Yang Desak Gubernur BI Perlu Dipertanyakan

JUMAT, 08 MEI 2020 | 17:39 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menolak usulan Badan Anggaran DPR yang mendesak untuk melakukan cetak uang sebesar Rp. 600 triliun guna pemulihan ekonomi paska wabah Covid-19. Langkah tersebut diacungi jempol oleh sejumlah ekonom.

Anggota Komisi XI DPR, Kamrussamad menyampaikan saat ini BI sudah menjalankan skenario operasi moneter dan menjaga stabilitas inflasi dengan baik.

"Kita bisa potret pengendalian stabilitas nilai tukar rupiah relatif terkendali," ujar Kamrussamad kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (8/5).

Politisi Partai Gerindra ini menyatakan langkah Gubernur BI dengan sikap prudensial, menjaga tata kelola keuangan dengan baik, transparan dan akuntabilotas sudah tepat dengan memprioritaskan dukungan pembiayaan umum APBN di atas rata-rata.

"Dengan pembelian SBN di Pasar Perdana berdasarkan praktik umum dan melalui mekanisme pasar secara wajar. Dengan fokus penggunaan alokasi untuk pembiayaan kesehatan dan jaring pengaman sosial," katanya.

Selain itu, tambah Kamrussamad, keputusan BI dalam pembelian SUN/SBSN di pasar perdana maksimal 25 persen dari target lelang maksimun dan maksimum 30 persen untuk SBSN saat ini sudah sesuai prinsip prudent.

Disinggung mengenai desakan Banggar DPR agar BI mencetak uang baru, Kamrussamad justru mempertanyakan usulan tersebut.

"Sejumlah pihak yang mendesak BI mencetak uang dengan argumentasi pemulihan ekonomi nasional patut dipertanyakan, karena konsep pemulihan ekonomi nasional (PEN) belum pernah dipaparkan pemerintah ke DPR," tuturnya.

"Sehingga kita perlu mendapatkan gambaran asumsi makro, berapa besar kerusakan ekonomi akibat Covid-19, yang harus dipulihkan kembali dan berapa lama serta bagaimana mekanismenya serta bentuk programnya seperti apa saja," tandas Kamrussamad menambahkan.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Ukraina Lancarkan Serangan Drone di Beberapa Wilayah Rusia

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:03

Bonus Olimpiade Ditahan, Polisi Prancis Ancam Ganggu Prosesi Estafet Obor

Rabu, 01 Mei 2024 | 16:02

Antisipasi Main Judi Online, HP Prajurit Marinir Disidak Staf Intelijen

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:37

Ikut Aturan Pemerintah, Alibaba akan Dirikan Pusat Data di Vietnam

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:29

KI DKI Ajak Pekerja Manfaatkan Hak Akses Informasi Publik

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:27

Negara Pro Rakyat Harus Hapus Sistem Kontrak dan Outsourcing

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:17

Bandara Solo Berpeluang Kembali Berstatus Internasional

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:09

Polisi New York Terobos Barikade Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia

Rabu, 01 Mei 2024 | 15:02

Taruna Lintas Instansi Ikuti Latsitardarnus 2024 dengan KRI BAC-593

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:55

Peta Koalisi Pilpres Diramalkan Tak Awet hingga Pilkada 2024

Rabu, 01 Mei 2024 | 14:50

Selengkapnya