Berita

Tiga jenazah ABK yang bekerja di Kapal China saat dilarung/Net

Politik

Tiga Jenazah ABK WNI Di Kapal China Dilarung, Serikat Nelayan NU: Jangan Sampai Pemerintah Ada Kompromi!

KAMIS, 07 MEI 2020 | 23:56 WIB | LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA

Insiden pelarungan 3 jenazah Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi awak buah kapal China mendapatkan sorotan dari masyarakat Indonesia, salah satunya serikat nelayan Nahdlatul Ulama.

Ketua Pengurus Pusat Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama (PP SNNU), Witjaksono menyatakan, kesedihan yang mendalam atas tragedi pembuangan (pelarungan) yang menimpa WNI dikapal Long Xin 629 dan Long Xin 604 milik China itu.

“Di bulan suci Ramadhan dan ketika saudara ita merayakan hari Raya Waisak tentu  kabar seperti ini (Pembuangan WNI) sangat menyayat hati. 1 WNI terluka, maka seluruh bangsa terluka,” kata Witjaksono, Kamis (7/5).

Serikat Nelayan NU, kata Witjak mengutuk keras insiden pelarungan WNI. Ia meminta pemerintah Indonesia bertindak tegas dengan memastikan China dan perusahaan yang memperkerjakan ABK WNI itu bertanggung jawab.

"Pemerintah Republik Indonesia harus bertindak tegas. Pekerja China kita manjakan, bahkan diperbolehkan masuk di tengah pandemik yang berasal dari negaranya. Namun sekarang lihat perlakukan mereka terhadap pekerja kita. Jangan sampai hanya sebatas Dubes RRT mereka dipanggil, lalu terjadi kompromi, selesai," tandas Witjak.

Selain itu, SNNU juga meminta Presiden Jokowi melakukan evaluasi terhadap BP2MI, Kementerian Ketenagakerjaan, sehingga insiden serupa tidak kembali terjadi di masa mendatang.

Sebagai negara maritim yang memiliki laut yang luas, SNNU menyayangkan ada WNI yang menjadi TKI dan diperlakukan tidak manusiawi. SNNU juga meminta Kementerian Kelautan dan Perikanan agar melarang masuk kapal dari negara Komunis China.

"Menteri KKP untuk melarang secara total masuknya kapal-kapal China ke Indonesia. Bersinergi dengan TNI, siapkan kapal-kapal terbaik kita untuk menjaga di perbatasan, jika diperlukan harus tembak di tempat dan tenggelamkan kapal-kapal China terutama yang mau mencuri ikan di wilayah kedaulatan NKRI,” pungkas Witjaksono.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya