Berita

Demo buruh/Net

Politik

Diprotes, Buruh Banyak Di-PHK Tapi BPJS Ketenagakerjaan Malah Kerja Dari Rumah

KAMIS, 07 MEI 2020 | 18:45 WIB | LAPORAN: AHMAD ALFIAN

Kebijakan work from home pegawai BPJS Ketenagakerjaan dinilai tidak tepat dilakukan. Hal itu karena di saat pandemik Covid-19 saat ini, banyak pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Demikian yang disampaikan Koordinator Masyarakat Peduli Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Kornas MP BPJS), Hery Susanto saat melakukan diskusi daring bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria.

Hery mengatakan, setidaknya pekerja yang terkena PHK di Jakarta lebih dari 500 ribu. Sebagian besar dari mereka pun berbondong-bondong mengajukan klaim JHT (Jaminan Hari Tua) untuk memenuhi kebutuhan hidup.  

"Namun, BPJamsostek (BPJS Ketenagakerjaan) kerja WFH. Sistem pelayanan klaim online BPJamsostek pun dibatasi kuota pendaftarannya. Hal Ini bertentangan dengan asas BPJS kemanusiaan dan berkeadilan sosial," tegasnya, Kamis (7/5).

Untuk itu, dirinya mendesak agar BPJS segera mencabut WFH dan hapuskan pembatasan kuota pelayanan klaim online JHT.

Di sisi lain, Ahmad Riza Patria menilai diskusi yang digelar secara daring tersebut penting dilakukan dalam konteks transparansi dan pengawasan jalannya pelayanan publik.

Pria yang akrab disapa Ariza ini menuturkan, sebagai pengelola dana jaminan sosial pekerjaan, BPJS Ketenagakerjaan punya tugas utama menanggulangi dampak besar yang dialami kelompok pekerja yang mengalami PHK masal.

Dirinya berharap BPJS Ketenagakerjaan bisa melaksanakan kewajiban dengan memberikan pelayanan terhadap peserta BPJS sesuai dengan protokol Covid-19.

Selanjutnya, terkait kuota harian pendaftaran peserta pengajuan klaim JHT online, Ariza meminta BPJS Ketenagakerjaan dapat menyesuaikan dan
tidak mungkin memadai dengan pembatasan kuota pendaftar harian.

"Karena itu, pengajuan klaim JHT harus diakomodir secara tepat agar sesuai dengan asas BPJS, yakni asas kemanusiaan dan berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," pungkas Ariza.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya