Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Ratusan Wartawan Ditahan Karena Profesi Mereka, PBB: Tegakkan Jurnalisme Tanpa Rasa Takut

SABTU, 02 MEI 2020 | 18:22 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pelapor Khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk kebebasan berekspresi, David Kaye,  mendesak negara-negara untuk membebaskan semua pekerja media yang ditahan karena pekerjaan mereka. Kaye juga menekankan untuk  menghentikan intimidasi dan penindasan pers independen.

Dalam rilis yang dikeluarkannya pada Jumat (1/5) kemarin, Kaye mengatakan pers bebas memberi akses ke segala jenis informasi, termasuk hal yang kritis selama krisis kesehatan masyarakat. Hal ini ia ungkapkan menjelang Hari Pers Sedunia, Minggu (3/5).

"Dalam beberapa bulan terakhir, jurnalisme independen telah menjadi pengungkit penting bagi informasi publik. Mengungkap cerita-cerita penipuan pemerintah sambil membantu orang-orang di seluruh dunia memahami sifat dan ruang lingkup krisis kesehatan publik yang kita semua hadapi," katanya yang ia tuangkan dalam keterangan tertulisnya dan ditayangkan pada laman United Nations Human Right, Sabtu (2/5).

Menurutnya tindakan menahan jurnalis amat bertentangan langsung dengan kewajiban Negara untuk memastikan lingkungan yang kondusif bagi media.

"Ratusan wartawan telah ditahan karena pekerjaan mereka," katanya.

Komite Perlindungan Jurnalis memperkirakan 250 jurnalis berada di penjara.

Reporters Without Borders telah meminta perhatian PBB untuk melakukan 'gelombang pelanggaran kebebasan pers.'

Kriminalisasi jurnalisme harus diakhiri. Itu bisa dimulai dengan membebaskan wartawan dari penahanan sebagai masalah yang mendesak.

Kaye menyebutkan, sejak wabah Covid-19 muncul, dia  telah menerima laporan yang mengkhawatirkan tentang pembalasan resmi terhadap jurnalis dengan kedok penyebaran disinformasi.

"Dalam laporan saya yang baru-baru ini diterbitkan kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB, saya menekankan cara pemerintah menyerang kurir dan membatasi pelaporan daripada bertindak secara responsif terhadap informasi yang diungkapkan," kata Kaye.

Tema Hari Kebebasan Pers Sedunia tahun ini adalah 'jurnalisme tanpa rasa takut'.

Kaye pun mendesak semua Negara untuk memastikan bahwa pekerja media dapat melakukan pekerjaan mereka tanpa rasa takut, mengingat bahwa jurnalisme memperluas hak publik untuk mengetahui dan hak publik untuk pemerintah yang bertanggung jawab."

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Hadiri Halal Bihalal Ansor, Kapolda Jateng Tegaskan Punya Darah NU

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:19

Bursa Bacalon Wali Kota Palembang Diramaikan Pengusaha Cantik

Jumat, 03 Mei 2024 | 06:04

KPU Medan Tunda Penetapan Calon Terpilih Pileg 2024

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:50

Pensiunan PNS di Lubuklinggau Bingung Statusnya Berubah jadi Warga Negara Malaysia

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:35

Partai KIM di Kota Bogor Kembali Rapatkan Barisan Jelang Pilkada

Jumat, 03 Mei 2024 | 05:17

PAN Jaring 17 Kandidat Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:58

Benny Raharjo Tegaskan Golkar Utamakan Kader untuk Pilkada Lamsel

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:41

Pria di Aceh Nekat Langsir 300 Kg Ganja Demi Upah Rp50 Ribu

Jumat, 03 Mei 2024 | 04:21

Alasan Gerindra Pagar Alam Tak Buka Pendaftaran Bacawako

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:57

KPU Tubaba Tegaskan Caleg Terpilih Tidak Dilantik Tanpa Serahkan LHKPN

Jumat, 03 Mei 2024 | 03:26

Selengkapnya