Berita

ILustrasi Senjata/Net

Dunia

Trudeau Resmi Umumkan Kanada Larang Penggunaan Senjata Serbu Militer

SABTU, 02 MEI 2020 | 10:25 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengumumkan negara itu telah resmi melarang senjata serbu militer. Pelarangan itu telah disegerakan pasca penembakkan massal terburuk dalam sejarah yang terjadi pada dua pekan lalu.

Dalam jumpa persnya, Trudeau menyampaikan senjata-senjata itu bukan untuk Kanada.

"Senjata-senjata ini dirancang untuk satu tujuan dan hanya satu tujuan: untuk membunuh orang dengan jumlah besar dalam waktu singkat. Tidak ada gunanya dan tidak ada tempat untuk senjata semacam itu di Kanada," kata Trudeau, seperti dikutip dari ABC News, Sabtu (2/5).

Larangan itu segera berlaku dan mencakup 1.500 model senjata serbu gaya militer.

Dengan begitu, Kanada tidak memberi temat bagi siapa saja yang  membeli, menjual, mengangkut, dan mengimpor.

Bagi siapa pun yang kedapatan melakukan hal tersebut, maka akan diproses secara hukum. Nantinya akan ada periode amnesti selama dua tahun bagi pemilik senjata yang patuh terhadap hukum dan akan ada kompensasi yang adil.

"Tidak lagi diizinkan membeli, menjual, mengangkut, mengimpor atau menggunakan senjata serbu tingkat militer di negara ini," tegasnya.

Rencana pelarangan senjata ini telah dikemukakan sebelumnya oleh Trudeau, dan semakin menguat pasca peristiwa penembakkan paling berdarah.

"Kami telah lama berkomitmen untuk memperkuat kontrol senjata di negara ini, termasuk melarang serangan senjata gaya militer," katanya.

Sekali lagi ia menyebutkan, Kanada tidak membutuhkan senjata-senjata yang dirancang untuk membunuh banyak orang. Ia pun telah memperkuat kontrol senjata, namun sedikit terkendala akibat adanya pandemik.

"Itu adalah sesuatu konsensus besar oleh warga Kanada yang ingin melihat lebih sedikit kekerasan dan lebih sedikit kematian akibat kekerasan senjata di negara ini," ujar Trudeau.

Larangan sejata juga diberlakukan pada Selandia Baru.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Tim 7 Jokowi Sedekah 1.000 Susu dan Makan Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 20:00

Jajaki Alutsista Canggih, KSAL Kunjungi Industri Pertahanan China

Selasa, 30 April 2024 | 19:53

Fahri Minta Pembawa Nama Umat yang Tolak 02 Segera Introspeksi

Selasa, 30 April 2024 | 19:45

Kemhan RI akan Serap Teknologi dari India

Selasa, 30 April 2024 | 19:31

Mantan Gubernur BI Apresiasi Program Makan Siang Gratis

Selasa, 30 April 2024 | 19:22

Anies Bantah Bakal Bikin Parpol

Selasa, 30 April 2024 | 19:07

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Penguatan Ekonomi Perdagangan

Selasa, 30 April 2024 | 18:44

Dandim Pinrang Raih Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik yang Digelar Mabesad

Selasa, 30 April 2024 | 18:43

Raja Charles III Lanjutkan Tugas Kerajaan Sambil Berjuang Melawan Kanker

Selasa, 30 April 2024 | 18:33

Kemhan India dan Indonesia Gelar Pameran Industri Pertahanan

Selasa, 30 April 2024 | 18:31

Selengkapnya