Berita

Presiden Donald Trump saat pengarahan di Gedung Putih/Net

Dunia

Survei Penanganan Covid-19: Gubernur Lebih Dipercaya Daripada Presiden

JUMAT, 01 MEI 2020 | 10:12 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Kepemimpinan Presiden Donald Trump sangat diragukan dan dipandang sebelah mata oleh orang Amerika itu sendiri.

Pasalnya, dalam sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Harvard, Northeastern, dan Rutgers, sebagian besar orang cenderung memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap pemerintahan negara bagian dan daerah, dibanding pemerintah federal.

Jajak pendapat tersebut dilakukan pada lebih dari 22.000 responden di 50 negara bagian yang dilakukan pada 17 hingga 26 April.


Secara keseluruhan, 44 persen responden menyetujui penanganan Trump terhadap wabah, sementara 40 persen lainnya tidak setuju, seperti dilansir The Hill

Tetapi, ketika dibandingkan, responden lebih setuju dengan tanggapan gubernur mereka, di bandingkan yang dilakukan oleh Trump.

Kesenjangan yang paling terlihat dalam jajak pendapat tersebut terjadi di Massachusetts dan Maryland. Di kedua negara bagian tersebut, Gubernur Charlie Baker dan Gubernur Larry Hogan yang keduanya berasal dari Partai Republik mendapatkan persetujuan publik sebanyak 80 persen. Angka tersebut jauh dari 38 persen untuk persetujuan tanggapan Trump.

"Jika anda berpikir tentang hal ini dalam kredibilitas pembawa pesan, pada dasarnya anda memiliki presiden dari Partai Republik yang memberi tahu orang-orang bahwa mereka harus kembali ke bisnis reguler," ujar profesor kebijakan publik Harvard, Matthew Baum.

"Siapa yang akan lebih kredibel untuk membantah argumen itu? Seorang Demokrat yang memiliki minat partisan untuk tidak setuju dengan presiden atau Republikan?" tambahnya.

"Gubernur adalah orang-orang yang terlihat di pucuk pimpinan, lebih dari Gedung Putih," lanjutnya menyimpulkan.

Sementara itu di Ohio, sebanyak 83 persen responden setuju dengan tanggapan Gubernur Mike DeWine yang merupakan sayap kanan, dengan 51 persen responsen juga setuju dengan tanggapan Trump.

Di Kentucky, 81 persen menyukai pekerjaan yang dilakukan Gubernur Andy Beshear dari Partai Demokrat, dibandingkan dengan 51 persen yang mengatakan hal yang sama tentang Trump.

Gubernur di California, Delaware, Indiana, Maine, Minnesota, New Hampshire, New York, Rhode Island, Vermont, Washington dan Virginia Barat semuanya mencatat peringkat persetujuan pada angka 70-an persen.

Hanya dua gubernur yang mendapatkan tingkat persetujuan di bawah 50 persen, yaitu Gubernur Hawaii, David Ige dari Partai Demokrat dan Gubernur South Dakota, Kristi Noem dari Partai Republik. Kendati kecil, tingkat persetujuan keduanya tetap di atas Trump.

Beberapa gubernur yang terlambat untuk menutup fasililtas publik biasanya mendapatkan persetujuan yang rendah, misalnya Gubernur Florida, Ron DeSantis; Gubernur Iowa, Kim Reynolds; Gubernur Oklahoma, Kevin Stitt; Gubernur Carolina Selatan, Henry McMaster; dan Gubernur Alaska, Mike Dunleavy. Semuanya memiliki tingkat persetujuan di bawah 55 persen.

"Gubernur yang paling dekat hubungannya dengan kebijakan paling proaktif membayar harga untuk itu, karena itu tidak berhubungan dengan warga negara mereka," kata Baum.

Di sisi lain, tingkat persetujuan terhadap tanggapan Trump muncul di Wyoming, yaitu 59 persen dan Virginia Barat dengan 57 persen.

Peringkat persetujuan terendah untuk tanggapan Trump ada di Distrik Columbia dengan hanya 28 persen.

Pada dasarnya, lebih dari 90 persen responden mengatakan mereka agak atau sangat setuju aturan meminta orang untuk tinggal di rumah, membatasi perjalanan internasional dan menutup sekolah.

Sebanyak 83 persen juga setuju untuk menutup bisnis, kecuali beberapa bisnis penting.

Selain membandingkan tingkat kepercayaan antara pemerintah federal dan negara bagian, survei tersebut juga melihat bagaimana kepercayaan publik antara pemerintah dan ahli kesehatan mengenai tanggapan wabah.

Hasilnya, sebanyak 89 persen lebih mempercayai Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan 51 persen mempercayai pemerintahan Trump.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya