Berita

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump/Net

Dunia

Amerika Serikat Siap Dibuka, Ini Isi Cetak Biru 'Opening Up America Again' Dari Donald Trump

SELASA, 28 APRIL 2020 | 09:32 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump mengeluarkan cetak biru untuk rencana membuka kembali Amerika yang dikunci untuk menghentikan penyebaran virus corona baru (Covid-19).

Berdasarkan cetak biru yang diunggah oleh Gedung Putih dalam Twitternya, @WhiteHouse, pada Selasa (28/4), ada tiga fase pembukaan yang dilakukan berdasarkan saran dari para ahli kesehatan masyarakat.

Dalam dokumen 11 halaman dengan judul "Testing Blueprint: Opening Up America Again", disebutkan Trump telah merilis pedoman untuk membuka kembali Amerika pada 16 April.


Trump mengatakan, AS akan terus membuat kemajuan dalam perang melawan virus meski harus membuka kuncian. Di mana cara membuat kemajuan tersebut adalah dengan meningkatkan pengujian Covid-19 sembari ekonomi tetap dibuka.
“Amerika terus membuat kemajuan yang stabil dalam perang kita melawan virus. Pengujian kami berkembang sangat cepat oleh jutaan dan jutaan orang," ujar Trump

"Kami juga membantu para gubernur untuk mengembangkan strategi untuk secara cerdas menggunakan kapasitas pengujian mereka untuk melindungi populasi yang rentan dan yang kurang terlayani sambil membuat orang Amerika yang berisiko rendah kembali dengan aman untuk bekerja," lanjutnya.

Dalam cetak biru tersebut disebutkan rencana pembukaan Amerika dilakukan dengan kerja sama antara pemerintah federal, negara bagian, lokal, suku, serta sektor swasta dan asosiasi profesional untuk terus memenuhi kebutuhan pengujian negara.

Dari cetak biru tersebut, pemerintah federal, pemerintah negara bagian, hingga sektor swasta memiliki beberapa peran dan tanggung jawabnya masing-masing.

Misalnya untuk pemerintah federal bertanggung jawab untuk mempublikasi pedoman Opening Up America Again dan menyediakan cetak biru untuk rencana pengujian dan program respons cepat. Selain itu, pemerintah federal bertugas untuk mengawasi, membantu, dan memberikan arahan.

Untuk pemerintah negara bagian, lokal, hingga suku memiliki peran untuk mengeksekusi program tersebut. Di mana pemerintah negara bagian bisa memaksimalkan semua platform dan tempat pengujian yang ada.

Sedangkan untuk sektor swasta dan para profesional bertugas untuk mengembangkan teknologi baru, mempercepat produksi alat uji dan kesehatan, hingga membagian data dan informasi penting lain pada pemerintah.

Dalam implementasinya, ada beberapa elemen dasar yang harus diperhatikan oleh setiap pihak guna memberluas dan mempercepat pengujian.

Pertama adalah memperluas jumlah platform pengujian, di mana saat ini Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) sudah mengeluarkan lisensi untuk 62 tes diagnostik dan 8 tes serologis.

Kedua dengan meningkatkan persediaan alat uji dan laboratorium. Ketiga membuka full kapasitas laboratorium. Dan keempat meningkatkan koleksi sampel.

"Negara-negara bagian harus secara proaktif memantau dan merespons wabah di wilayahnya," tulis dokumen tersebut.

Terkait dengan Rapid Response Programs atau program penanganan cepat, setiap negara bagian harus dengan mengisolasi dan melakukan pelacakan kontak dari individu yang positif Covid-19.

Beberapa pelacakan kontak yang harus diprioritaskan adalah kontak kerabat pasien, kontak tenaga medis, kontak siapa saja yang bekerja dengan pasien, dan kontak berisiko rendah dengan frekuensi bertemu tinggi.

"Selain elemen-elemen tersebut, pemerintah terus meningkatkan kemampuan dan kapasitas pengujian sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan generasi pengujian berikutnya," bunyi pedoman tersebut.

Pengembangan tersebut juga difokuskan untuk pengujian antibodi. Lantaran tes antibodi yang sangat spesifik dan sensitif akan memungkinkan pemahaman yang lebih baik tentang penyebaran virus dan mengidentifikasi mereka yang sudah terinfeksi.

"Pemerintah Federal akan terus mendukung negara bagian mempercepat rencana pengujian dan program yang membantu memungkinkan Opening Up America Again," bunyi kesimpulan cetak biru tersebut.

"Cetak biru ini akan membantu negara bagian memaksimalkan kemampuan pengujian dan melindungi kesehatan dan keselamatan selama pandemi ini dan selanjutnya," tambahnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya