Berita

Eks Jubir Milenial TKN Jokowi-Amin, Syafril Nazirudin/Ist

Politik

Perdebatan Mudik Dan Pulang Kampung Menjadi Tak Penting Kalau Warga Merasa Sudah Kebal Corona

SENIN, 27 APRIL 2020 | 01:53 WIB | LAPORAN: DARMANSYAH

Perdebatan antara istilah mudik atau pulang kampung saat ini dinilai tidak penting selama masyarakat Indonesia masih merasa kebal terhadap Covid-19.

Begitu penilaian eks Jubir Milenial TKN Jokowi-Amin, Syafril Nazirudin menanggapi perdebatan istilah mudik dan pulang kampung dari Presiden Jokowi dalam sebuah wawancara.

Menurut Syafril, saat ini masih banyak masyarakat yang tak patuh aturan jaga jarak atau physical distancing, bahkan di tempat yang daerahnya zona merah penyebaran Covid-19.

“Debat istilah mudik atau pulang kampung yang bisa sama saja atau berbeda artinya sungguh tidak penting. Yang lebih penting adalah bagaimana respons kita semua melihat banyaknya masyarakat yang terkesan merasa kebal terhadap virus corona," kata Syafril kepada wartawan, Minggu (26/4).

Syafril beranggapan, larangan mudik tidak berkorelasi dengan penurunan angka penyebaran virus corona jika masyarakat tidak mematuhi imbauan pemerintah.

"Banyak sekali yang masih santai membuat kerumunan. Menjadi tidak ada gunanya jika kita terus berdebat apakah larangan mudik terlambat atau tidak, tetapi masyarakatnya tetap tidak jaga jarak, tetap tidak di rumah saja,” tegas jebolan Ilmu Politik dan Pemerintahan UGM itu.

Syafril mencontohkan ketidakpedulian masyarakat terhadap imbauan pemerintah terjadi di Makassar. Aparat kepolisian bersitegang dengan jamaah yang nekat Shalat Tarawih berjamaah. Lalu di salah satu masjid di Surabaya, rencana Tarawih berjamaah batal digelar setelah Maghrib lantaran salah satu jamaahnya terjatuh tak sadarkan diri.

"Itu masih daerah yang mudah terpantau, masih banyak lagi daerah yang justru tidak sadar dan tidak menerapkan physical distancing," ujarnya.

Hal itu, kata Syafril, cukup memprihatinkan. Padahal MUI, para ulama dunia, bahkan pemerintah di kota suci Makkah sebagai kiblat umat Islam dunia pun menganjurkan untuk tidak beribadah di masjid selama pandemik untuk menyelamatkan nyawa manusia dari virus berbahaya yang belum ada obatnya.

“Memang masa-masa sulit dan bencana sering meningkatkan spirit keagamaan masyarakat, terlebih religiusitas warga Indonesia cukup kental. Namun spirit tersebut harus disalurkan dengan cara yang baik agar tidak semakin memperburuk keadaan penanggulangan Covid-19," tandasnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya